KedaiPena.Com – Politikus Partai Berkarya Titiek Soeharto mengaku prihatin dengan perdebatan yang terjadi antara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dengan Kepala Bulog Budi Waseso terkait polemik impor beras.
Titiek yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini, mengatakan hal tersebut lantaran polemik itu terjadi di dalam internal pemerintah sendiri.
“Kalau polemik itu di antara berbeda kubu wajar. Tapi ini satu kubu bertentangan yang satu bilang impor satu yang bilang cukup. Tolong deh dibenahi dulu itu. Jujur saya prihatin banget,†ujar Titiek saat ditemui di Hotel San Pasifik, Jakarta Pusat, Sabtu, (22/9/2018).
Meski demikian, Titiek menyoroti, kebijakan impor beras yang dilakukan oleh Menteri Perdagangan. Titiek menilai apa kebijakan impor memang tidak perlu dilakukan.
“Kita selalu bilang bahwa kita tidak perlu impor dan genjot produksi para petani kita. Padahal anggaran yang dikeluarkan untuk pertanian kita sudah cukup besar. Tapi, kenapa mesti impor lagi. Ini kan sesuatu yang aneh dan kita selalu dianggap bodoh saja ini,†sindir Titiek.
Titiek pun tak menampik bahwa arah kebijakan impor pangan yang terus dilakukan oleh Mendag di tahun politik ini memang mengarah untuk kebutuhan anggaran kampanye. Hal tersebut mengacu dugaan adanya kangtau atau komisi dari setiap impor yang dilakukan.
“Sepertinya begitu,†ungkap eks politisi Partai Golkar ini.
Titiek pun meyakini jika nanti Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden maka swasembada pangan bukan hanya jargon semata. Impor tidak akan kembali dilakukan. Ia pun menegaskan bahwa swasembada pangan kini sedianya sudah berada depan mata.
“Pak Prabowo terpilih swasembada pangan itu pasti. Dulu waktu sama Pak Harto itu pernah swasembada dan pernah mendapatkan FAO. Itu bukan sesuatu yang tidak mungkin itu sesuatu yang sebenarnya ada di depan mata kita,†pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh