KedaiPena.Com – Keelokan wisata Indonesia sangat beragam dan unik. Tempat-tempatnya masih asri nan elok. Wisata alam pun sejalan dengan Presidensi Indonesia di G20 yang mengusung tema konsep ‘community based ecotourism’ atau pengembangan ekowisata berbasis komunitas masyarakat.
“Konsep diharapkan mampu mendongkrak nilai-nilai konservasi berbasis wisata,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno di sela HUT Kedai Pena ke-6, beberapa waktu lalu.
Ia berpendapat konservasi merupakan bagian penting dalam menjaga dan merawat keberagaman alam, terutama yang ada di banyak taman nasional di Indonesia.
“Banyak sekali yang kita lakukan dalam konservasi seperti pelepasanliaran satwa seperti Macan Tutul di Ciremai dan pelepasan burung Elang Jawa dan seterusnya (di tempat lain),” kata wiratno ditulis, Minggu (27/3/2022).
Lebih lanjut, Wiratno menuturkan luas dari kawasan konservasi taman nasional, seluas 27,14 juta hektar yang mewakili 50 lebih tipe ekosistem di tanah air. Diperlukan peran serta dari masyarakat desa untuk saling menjaga konservasi taman nasional.
“Kita tidak boleh bekerja sendiri. Tadi ada bahasan dari Mas Menteri (Parekraf) Sandiaga Uno soal ‘community based ecotourism’. Salah satu yang penting dalam konservasi alam dan pentingnya melibatkan masyarakat sekitar,” ujar Inung, sapaannya.
Ia menuturkan terdapat desa-desa yang mengelilingi kawasan konservasi itu. Ada sekitar 647 ribu desa, dan perlu melibatkan masyarakat sekitar.
“Saya kira menjadi penting, jadi masyarakat tidak boleh hanya menjadi penonton masyarakat harus jadi bagian dan itu harus ada ‘policy’ untuk ‘community based ecotourism’ untuk menghasilkan banyak sekali manfaat ekonomi,” ujarnya lagi.
Laporan: Hera Irawan