KadaiPena.Com-Pemerintah diharapkan dapat menyiapkan data yang tepat terkait penerima bantuan rice cooker listrik atau bantuan penanak nasi listrik atau BPNL yang digulirkan tahun depan. Hal ini diperlukan agar pembagiannya dan penyaluran dari bantuan BPNL ini dapat tepat sasaran.
Permintaan itu disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI Sartono Hutomo merespons rencana pemerintah memberikan bantuan berupa penanak nasi listrik (BPNL). Sebanyak 680 ribu unit BPNL akan disalurkan ke seluruh daerah Indonesia melalui anggaran Kementerian ESDM pada tahun 2023.
“Masyarakat membutuhkan bantuan rill yang dapat meringankan beban ekonomi masyarakat miskin dan rentan miskin yang akan mendapatkan bantuan BPNL,” kata Sartono begitu ia disapa ditulis Kamis,(1/12/2022).
Terkait tujuan program BPNL tersebut, Sartono mengatakan, Indonesia tetap berkomitmen dalam transisi energi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.
Sartono mengungkapkan, mayoritas masyarakat kurang mampu di daerah masih menggunakan kompor LPG, kayu bakar, bahkan arang untuk memasak nasi.
“Maka dengan mengurangi penggunaan LPG, tentu Indonesia telah berkontribusi dalam mengurangi efek gas rumah kaca dan pemanasan global,” papar Sartono.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana membagikan paket bantuan rice cooker listrik atau bantuan penanak nasi listrik (BPNL) pada tahun depan, senilai Rp500.000 per keluarga penerima manfaat (KPM
Sebagai gambaran, syarat penerima rice cooker gratis dari pemerintah ini merupakan masyarakat yang merupakan KPM. Secara lebih rinci, target penerima penanak nasi listrik ini yakni KPM dengan kriteria rumah tangga dengan daya listrik 450 VA dan 900 VA, karena berdasarkan survei PLN pelanggan 450 VA dan 900 VA mayoritas memakai LPG 3kg.
Di luar daya 450 VA dan 900 VA validasi oleh Kepala Desa termasuk pengguna LPG 3 kg.
Laporan: Tim Kedai Pena