KedaiPena.Com – Di tengah angka vaksinasi yang belum mencapai target, kabar mengejutkan datang dari Kementerian BUMN dimana disebut-sebut 12 juta vaksin belum terpakai karena berbagai hal. Hal itu terungkap dari pernyataan staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga baru-baru ini.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VI DPR RI, I Nyoman Parta mengaku prihatin mendengar kabar tersebut. Menuurut Parta, hal ini menjadi ironi saat benyak masyarakat yang belum menerima vaksin.
“Jelas ini ironi di saat banyak masyarakat yang masih belum menerima vaksin justru dilain sisi 12 juta vaksin tidak terpakai. Ini ada permainan apa sebenarnya? Apa tidak terpakai itu atau apa karena sengaja disimpan atau karena sudah rusak,” papar Politikus PDIP itu kepada wartawan, Jumat, (30/7/2021).
Parta begitu ia disapa menegaskan, semua pihak yang terkait persoalan ini mesti dimintai pertanggungjawaban secara serius.
“Tiap dosis vaksin yang dibeli itu pakai uang rakyat. Mereka harus bertanggung jawab. Saya tak habis pikir di saat darurat begini masih ada pihak-pihak yang mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompok. Menkes dan Menteri BUMN harus menjelaskan dan mengklarifikasi apakah 12 juta vaksin itu terbuang atau tidak terpakai sebenarnya. Ini penting diklarifikasi dua kementerian itu agar rakyat tidak resah,” tegas Legislator dari dapil Bali I itu.
Selaku wakil rakyat, Parta menegaskan, pihaknya akan mengawal secara serius persoalan ini.
“Kita akan menyampaikan pada pimpinan agar mengundang pihak terkait untuk dimintai penjelasannya. Kita tidak ingin rakyat jadi korban hanya karena ulah segelintir oknum yang mencari keuntungan dibalik pengadaan vaksin ini,” tandasnya.
Parta juga mendorong agar aparat penegak hukum turun tangan menyikapi persoalan ini.
“Saya kira baik kepolisian maupun KPK harus turun tangan sikapi dan teliti soal 12 Juta vaksin yang belum terpakai ini. BPK juga mesti turun tangan untuk lakukan audit investigatif,” tegasnya.
Parta juga memastikan akan menyampaikan persoalan ini kepada pimpinan komisi VI DPR RI untuk kemudian di sikapi secara serius.
“Saya akan sampaikan dengan pimpinan agar mengundang pihak kementerian terkait,” ujarnya.
Sekali lagi, kata dia menegaskan, sangat disesalkan jika persoalan ini benar adanya.
“Banyak rakyat yang belum dapat vaksin bahkan untuk tahap pertama sekalipun. Di beberapa propinsi banyak yang mendapatkan vaksin tahap 2 mundur dari jadwal. Justru ini tiba-tiba malah ada 12 juta Vaksin yang belum jelas apakah belum terpakai ataukah memang rusak sehingga harus dibuang,” tandasnya.
Parta juga mengingatkan agar Pemerintah memperhitungkan setiap pembelian vaksin ke depannya dengan memperhatikan aspek penggunaannya.
“Berkaitan vaksin yang rusak sebaiknya ke depan pengadaan vaksin dilakukan dengan kemasan satu vial untuk satu suntikan,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh