KedaiPena.Com – Kota Kudus tidak saja dikenal sebagai kota kretek, tapi juga berhasil menelurkan beberapa desainer muda di kancah Internasional.
Harus diakui potensi industri kreatif di Indonesia memiliki nilai besar untuk dikembangkan. Seperti kita ketahui budaya yang beraneka ragam memberikan kekayaan bagi industri mode di Indonesia.Â
Melalui kekayaan corak tenun dan batik yang memiliki kekhas-an setiap daerah menjadi modal bagi desainer menunjukkan kreatifitas yang dimiliki.
‎Dengan disponsori oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation melalui Program Peningkatan Kualitas Sekolah Menengah Kejuruan, bekerja sama dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) dan Ditali Cipta Kreatif melakukan pembinaan sumber daya manusia di bidang model dengan melakukan pendampingan kepada jurusan tata busana di SMK NU Banat, Kudus menciptakan sebuah desainer yang layak di hadapan dunia.
‎
Melalui konsep busana modest wear alias busana santun yang tidak hanya bisa dikenakan oleh para wanita yang menggunakan hijab, tetapi juga yang tidak menggunakan hijab.Â
Dengan Batik Kudus keempat pelajar sekolah menengah kejuruan asal Kudus, ialah Risa Maharani, Nadia Royyana, Rania dan Nia Faradiska siswi asal SMK NU Banat yang terpilih untuk menampilkan hasil karya desain mereka di kancah internasional lewat perhelatan Center Stage-Asia’s Premiere Fashion pada 7-10 September 2016 di Hong Kong.
‎
Keempatnya telah lolos terpilih melalui proses seleksi untuk bisa unjuk gigi di panggung utama Center Stage, lewat brand Zelmira. Keempatnya membawakan desain modest wear dengan mengusung gaya urban yang dikemas dalam tema “Revive”.Â
Revive ini sendiri dihadirkan dengan penggunaan kain batik Kudus, bordir khas Kudus yang dimana terinsipirasi dari keindahan bangunan bersejarah di Kudus yaitu Menara Kudus dan Gerbang Kudus Kota Kretek.Â
‎
Kedua bangunan ini sendiri dikenal dengan gaya arsitektur yang indah sebagai hasil memadukan konsep modern dan tradisional kearifan kota lokal.Â
Ali Charisma selaku National Chairman IFC mengungkapkan bagaimana IFC sangat mendukung program ini demi terciptanya bibit-bibit unggul baru yang relatif masih muda dalam dunia industri fashion Tanah Air.
‎
“IFC mendukung program pendampingan di SMK NU Banat ini dengan harapan bisa mempersiapkan desainer handal yang bisa memperkuat industri mode khususnya modest wear di Indonesia yang siap bersaing berkompetisi di pasar global,” kata Ali Charisma, National Chairman IFC kepada Kedai Pena, di Hotel Artotel, Jl. Sunda, Menteng, Jakarta Pusat, ditulis Jumat (2/9).
‎
Perhelatan Center Stage ini sendiri diselenggarakan oleh Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) yang telah berpengalaman selama 50 tahun menghelat program terkait fashion tingkat internasional, contohnya Hong Kong Fashion Week.Â
Ajang ini diikuti oleh 200 exhibitor dari 20 negara, menggelar 30 peragaan busana dari beragam brand internasional, serta menghadirkan buyer dari berbagai negara. Di antaranya seperti Malaysia, Thailand, Korea, China, Taiwan, Jepang, India, Australia, Saudi Arabia, Amerika, dan negara-negara Eropa.
(Prw/Glh)‎