KedaiPena.Com – Permintaan Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada IMF (Dana Moneter Internasional) dan Bank Dunia agar memberi bimbingan lebih besar kepada Indonesia terus mendapat kritikan.
Wartawan senior Arief Gunawan menilai, sikap Sri Mulyani membenarkan omongan orang Belanda pada zaman dulu.
“Dulu Belanda menyebut kita sebagai bangsa yang paling lunak di dunia. Sehingga Gubernur Jenderal De Jonge yakin, kita bisa dijajah ratusan tahun. Karena elit kekuasaannya suka menjilat,” tegas AG, sapaannya, di Jakarta, Senin (19/4/2021).
Sementara, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M. Massardi bahkan melihatnya sebagai tanda penyerahan kedaulatan ekonomi yang disampaikan secara vulgar.
Pernyataan Adhie Massardi berkaca dari pengalaman Indonesia yang dilanda krisis moneter di tahun 1990-an akhir gara-gara memasrahkan diri pada IMF.
“Minta bimbingan IMF dan Bank Dunia artinya ini merupakan pernyataan NKRI secara vulgar menyerahkan kedaulatan ekonomi sepenuhnya kepada IMF dan Bank Dunia,” tuturnya.
Jurubicara Presiden keempat RI, Gus Dur ini pun bertanya-tanya tentang sikap DPR yang tidak melihat pernyataan Sri Mulyani itu sebagai tanda bahaya bagi rakyat.
“Pertanyaannya: apakah DPR dan DPD (MPR) benar-benar sudah tidak ada manfaatnya bagi rakyat Indonesia? Diam saja!” tutupnya.
Saat acara Komite Pembangunan atau Development Commitee (DC) World Bank Spring Meeting 2021, Sri Mulyani tegas meminta agar IMF dan Bank Dunia memberi dukungan lebih besar kepada negara-negara di seluruh dunia mengelola beban utangnya secara efektif, termasuk Indonesia.
“Kami membutuhkan pengawasan dan bimbingan yang lebih besar dari Bank Dunia dan IMF untuk mengatasi masalah utang dan mengurangi tekanan yang meningkat,” ujarnya.
Laporan: Sulistyawan