KedaiPena.Com – Puluhan Mahasiswa Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Kota Medan, menggelar aksi unjukrasa di Bundaran SIB/ Majestik, Jalan Gatot Subroto Medan memperingati Hari Pendidikan Nasional, Senin (2/5).
Humas Aksi, Muslim dalam orasinya mengatakan, angka kemiskinan di Indonesia yang semakin tinggi, mendukung tingginya angka putus sekolah. Dari 254,9 juta rakyat Indonesia didominasi oleh kaum buruh yang hari ini masih dihadapkan dengan sistem politik upah murah dan sistem kerja kontrak.
“Hal tersebut juga ditambah lagi oleh kondisi pendidikan di tengah kungkungan modal dalam masyarakat ekonomi Asean pendidikan menjadi barang komoditi yang bernilai tinggi. Sehingga dapat dilihat bahwa yang bisa mengenyam pendidikan hanya kaum menengah keatas saja,” kata Muslim.
Dikatakan Muslim, paskaditandatanganinya perjanjian General Agreement on Trade in Service (GATS), dunia pendidikan banyak menelurkan regulasi yang semakin meninggikan biaya kuliah dan pendidikan. Pemerintah, lanjutnya juga masih menindas peserta didik dengan keluarnya Permendikbud No. 49 dan 55 tentang sistem uang kuliah tunggal dan pembatasan usia akademik.
“Ini jelas menegaskan, bahwa negara melepaskan tanggungjawabnya terhadap dunia pendidikan dan mengarahkan peserta didik menjadi tenaga upah murah. Karena pendidikan saat ini orientasinya hanya sebatas ijazah,” jelasnya.
Meski hujan deras mengguyur, puluhan mahasiswa itu tetap menggelar aksi ‘bakar Bumi’ dengan membakar tumpukan kertas koran sebagai simbol matinya dunia pendidikan di Indonesia.
Pantauan, puluhan petugas kepolisian yang awalnya menjaga ketat aksi dan menjaga lalu lintas, berteduh di pos Polisi yang tak jauh dari simpang Bundaran SIB. Â Sementara aksi terus berlanjut dengan memblokir jalan di Bundaran Majestik arah menuju Jalan Gatot Subroto. Kemacetan parah pun tak terhindarkan, para pengendara yang datang dari arah Guru Patimpus menuju Gatot Subroto, dan dari arah Jalan Adam Malik menuju Gatot Subroto akhirnya dialihkan sementara dari pertigaan taman Tugu SIB.
(Iam/ Dom)