KedaiPena.Com – Pelibatan generasi muda dalam pengendalian perubahan iklim sangatlah penting. Keberadaan generasi muda saat ini, menjadi yang terbesar dalam sejarah. Ini saatnya generasi muda Indonesia menunjukkan potensi besar yang dimiliki, dan menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan.
“Inilah saatnya bagi kita semua untuk melakukan aksi nyata dalam pengendalian perubahan iklim,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya pada Soft Launching Green Leadership Indonesi (GLI) angkatan ke-2 Tahun 2022 yang digelar di Jakarta, Selasa (13/9).
Komitmen kepedulian generasi muda terhadap lingkungan ini, disampaikan Menteri Siti, ditegaskan pada pertemuan Youth 20 (Y20) di Balikpapan pada sambutan Co-Chair Y20 tanggal 21 Mei lalu. Mereka tidak hanya ingin menerima sumberdaya alam dan lingkungan yang baik di masa datang.
Mereka menyatakan bahwa sekarang, ikut dalam memikirkan, merencanakan dan mengembangkan kebijakan serta pengambilan keputusan tentang sumberdaya alam dan lingkungan di Indonesia.
“Saya sangat menghargai itu dan terima kasih atas kemajuan dan kedewasaan dalam berpikir dan bersikap seperti itu. Sungguh luar biasa dan sangat membanggakan,” ujarnya.
Menteri Siti mengatakan tentu harus ada langkah-langkah dan sistematika kerja menuju dan tiba pada proses tersebut. Sebagaimana inisiatif dari Green Leadership Indonesia yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk terus mengembangkan diri.
Bersama generasi muda, perlu terus dikembangkan kerja-kerja lingkungan secara nyata di lapangan, di seluruh pelosok tanah air.
“Kita membutuhkan generasi penerus dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam Indonesia ke depan, yang dibekali pendidikan, pengetahuan dan leadership (kepemimpinan). Ini adalah awal dari potensi untuk membangun dan menjaga lingkungan hidup, melalui generasi muda berwawasan lingkungan yang mencintai Indonesia,” kata Menteri Siti.
Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia, Espen Barth Eide, yang juga hadir pada kesempatan tersebut mengatakan generasi muda baginya amat berarti. Peran generasi muda juga menjadi aspek penting dalam kerja sama Indonesia-Norwegia.
Lebih lanjut, Menteri Eide menyampaikan dunia tengah berupaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, yaitu pembangunan ekonomi dan sosial untuk kehidupan yang lebih baik, tanpa menghabiskan sumber daya alam secara berlebihan.
“Untuk mewujudkan hal tersebut, kita perlu bergerak secara sistematis dari penggunaan energi fosil ke energi baru dan terbarukan. Tidak hanya transisi energi juga bagaimana kita menggunakan energi tersebut secara efisien. Karena walau bagaimanapun kita tetap memerlukan energi. Hanya saja bagaimana kita bisa menghasilkan dan menggunakan energi yang bersih. Selain itu, kita juga harus mengubah dari gaya hidup linear menjadi sirkular. Ini merupakan tantangan besar dan saya yakin kita dapat melakukannya,” jelasnya.
Sementara itu, Steering Committee Green Leadership Indonesia, yang juga Rektor Institut Hijau Indonesia, Chalid Muhammad menyampaikan GLI adalah pendidikan kepemimpinan bagi generasi muda usia 18 hingga 27 tahun yang diikuti secara merata seluruh provinsi di Indonesia. Pendidikan ini untuk memfasilitasi tumbuhnya pemimpin-pemimpin muda yang memiliki perspektif keadilan sosial dan keadilan sosiologis.
“Pendidikannya dilakukan secara daring dan luring, yang diakhiri dengan membuat proyek inovatif, baik individu maupun kelompok. Ada blok studi yang dilakukan mereka secara bersama-sama di tempat-tempat yang ditentukan, dengan menggunakan pendekatan landscape untuk melihat apa problematika dan apa solusi yang bisa didorong untuk dilakukan oleh pemangku kepentingan,” ujarnya.
Mereka juga mendapatkan pemahaman konteks di tingkat lokal, nasional, dan internasional, sehingga generasi muda Indonesia bisa bersama generasi muda di negara lain dapat bekerjasama menghadapi perubahan iklim dan ikut dalam upaya pemulihan lingkungan.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan dialog antara Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia, Espen Barth Eide, bersama generasi muda yang tergabung dalam Green Leadership Indonesia.
Laporan: Muhammad Lutfi