KedaiPena.Com – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Idoelogi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menjelaskan, bahwa sistem ekonomi pancasila paling sesuai dengan nilai kebangsaan seperti gotong royong dan saling menguatkan.
Ia mengatakan, seharususnya dalam era digital dimana konvensional mulai bertumbangan, sistem ekonomi pancasila menjamin adanya pendayagunaan bagi masyarakat ekonomi lemah.
“Sistem dagang dan ekonomi menjadi lebih jelas dari awal sampai akhir hingga unsur yang merugikan seperti Ijon atau pertengkulakan dapat dihapuskan,” kata Benny sapaan, Minggu, (13/6/2021).
Benny menjelaskan, sistem ekonomi tradisional yang mendehumanisasi pelaku ekonomi dan lebih berfokus pada modal sudah harus mulai dicari alternatifnya dan ini ada dalam sistem ekonomi pancasila.
Jadi, tegas dia, diharapkan agar pembuat kebijakan agar sistem ekonomi Pancasila diterapkan secara murni agar tujuan masyarakat yang adil dan makmur dapat terlaksana
“Dengan nilai nilai Ekonomi Pancasila maka fokus pembangunan ekonomi akan menjunjung martabat manusia,Demokrasi kita adalah yang memperhatikan keutamaan kemanusiaan , bukan sekedar pengolahan modal” jelas Benny. lebih lanjut.
Lebih lanjut Benny menyatakan bahwa sistem ekonomi Pancasila diperlukan dalam menghadapi era globalisasi dan keadaan pandemik seperti saat ini dimana sistem ekonomi tradisional mulai bertumbangan.
“Sistem ekonomi yang mengedepankan, kemanusiaan, gotong royong, dan keberpihakan pada ekonomi lemah dapat dipadukan dengan tehnologi sehingga menjadi suatu sistem yang komperhensif,” ungkap dia.
Ia melanjutkan, pemuda sebagai pelaku ekonomi dan pembuat kebijakan di masa depan, serta desa sebagai satuan ekonomi terkecil merupakan figur yang tepat sebagai dasar yang tepat untuk pengaplikasian sistem ekonomi Pancasila ini.
“Desa yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri karena adanya sinergi, gotong royong, rasa kebersamaan dan kemanusiaan merupakan contoh yang tepat dari pelaksanaan sistem ekonomi Pancasila, karenanya perlu dukungan dari pemerintah berupa regulasi dari infrastruktur agar desa desa ini dapat berkembang dan menjadi bukti nyata keefektifan Ekonomi Pancasila,” pungkas Benny menutup penjelasannya
Sementara itu, Staf Khusus Presiden Arief Budimanta menyatakan, perlu ketegasan dan kejelasan mengenai memasukkan sistem ekonomi Pancasila ke dalam kurikulum dan bahan ajar perkuliahan.
“Karena standar masing masing Universitas yang berbeda. Jadi, harus ada standar dan kualitas yang sama terkait penerapan kurikulum serta bahan ajar mata kuliah sistem ekonomi Pancasila,” papar dia.
Menurut dia, hal ini diperlukan agar tidak ada multiinterpretasi mengenai pendidikan sistem ekonomi Pancasila ini agar mahasiswa sebagai subjek yang mempelajari sekaligus penjaga dan pelaku sistem ekonomi pancasila di masa depan.
“Tidak terjebak dalam interpretasi yang beragam ketika melaksanakan sistem Ini,” tandas Arief Budimanta.
Laporan: Muhammad Lutfi