KedaiPena.Com – Akademisi Universitas Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun menilai, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) TNI Moeldoko telah terpojok lantaran menyinggung nama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam dugaan kudeta kepimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.
Hal tersebut disampaikan oleh Ubed sapaanya saat menyoroti pernyataan Moeldoko yang menyebut jika menteri Luhut Binsar Pandjaitan pun bercerita pernah didatangi oleh ‘mereka’ saat memberikan keterangan terkait keterlibatan dalam dugaan kudeta AHY kemarin.
“Itu cara Moeldoko untuk berlindung dari posisinya yang terpojok karena terungkap langkah-langkahnya oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),” kata Ubed, Kamis, (4/2/2021).
Ubed juga memandang, bantahan Moeldoko menunujukan jika eks Panglima TNI tersebut sudah menjadi politisi. Jadi, kata Ubed, Moeldoko sudah terbiasa dengan gaya politisi Istana memungkinkan berperilaku seperti itu.
“Membantah adalah hal yang biasa di dalam politik di panggung depan. Kalau panggung belakangnya hanya Moeldoko dan SBY yang tau,” kata Ubed.
Ubed melanjutkan, apa yang terjadi pada Partai Demokrat (PD) sangat mungkin ditafsirkan secara politik kedalam analisis tersebut meski orientasinya bukan semata-mata kendali kekuasaan, tetapi ada tafsir yang mengarah pada upaya menyiapkan untuk kontestasi politik pada 2024 mendatang.
Terlebih lagi, lanjut Ubed, sepanjang rezim Jokowi ini dari tahun 2014 hingga saat ini, terlalu banyak peristiwa empirik yang menunjukan tanda-tanda pembelahan partai politik dalam rangka kendali politik.
“Kalau tidak terbelah maka partai politik dapat dikendalikan dengan mendukung kekuasaan saat itu. Jika ada tafsir bahwa itu upaya istana dalam hal ini Moeldoko untuk masuk ke Partai Demokrat, dan menjadi kendali utama saya kira analisis tersebut mungkin ada benarnya,” ungkapnya.
Sebab SBY sambungnya, melalui AHY tentu tidak mungkin sembarangan bicara soal upaya kudeta, SBY pasti memiliki data dan memiliki strategi antisipasi tentang itu semua.
Pertemuan – pertemuan Moeldoko dengan sejumlah pengurus PD tidak mungkin dilakukan jika tidak ada kepentingan tertentu. Sebab pertemuan tersebut sangat politis bukan pertemuan Moeldoko dengan tukang becak tetapi dengan politisi partai.
“Jadi, jika AHY benar karena berbasis data, maka apa yang dilakukan Moeldoko itu mirip “kudeta kesiangan”. Hasrat kuat untuk ambisi 2024 tetapi apa daya strateginya kalah canggih dibanding SBY,” pungkas Ubed.
Sebelumnya, Moeldoko mengungkapkan jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun bercerita pernah didatangi oleh mereka.
“Pak LBP juga pernah cerita kepada saya, ‘Saya juga pernah didatangi oleh mereka-mereka.’ Case-nya juga sama, tapi enggak ribut begini,” katanya saat memberikan konferensi pers di kediamanya, kemarin.
Namun, Moeldoko tak merinci siapa mereka yang dia maksud. Dia juga tidak menjawab jelas saat ditanya apakah yang mendatanginya itu kader Demokrat Jhoni Allen Marbun serta mantan kader Demokrat Muhammad Nazaruddin dan Darmizal.
Moeldoko membantah tudingan dirinya hendak mengambil alih Partai Berlambang Mercy dari AHY itu melalui kongres luar biasa. Menurut dia, tuduhan itu lucu-lucuan alias dagelan saja.
Laporan: Sulistyawan