KedaiPena.Com- Deputi Bappilu Partai Demokrat (PD) Kamhar Lakumani mengutuk sikap tidak kesatria dari Kepala Staf Kantor Presiden (KSP) Jenderal (purn) Moeldoko yang dikabarkan ingin mengambil alih atau kudeta kepemimpinan dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hal tersebut disampaikan oleh Kamhar sapaanya saat menanggapi upaya pengambil alihan kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional melalui mekanisme Kongres Luar Biasa yang dimotori oleh 5 orang kader dan mantan kader PD yang mengusung Jenderal Moeldoko.
“Ini bukan cermin sikap seorang perwira, yang menghalalkan segala cara dan mempertontonkan arogansi kekuasaan dan uang untuk merebut paksa Partai Demokrat,” kata Kamhar dalam keterangan tertulis, Senin, (1/2/2021).
Kamhar pun mengaku tidak heran, dengan langkah Moeldoko yang ingin merebut paksa Partai Demokrat dari tangan pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Hal itu, lanjut Kamhar, berkaca dari rekam jejak Moeldoko pasca purna tugas dari TNI yang sempat menjadi pimpinan ormas pertanian HKTI.
“Moeldoko adalah Ketua Umum ormas pertanian HKTI yang lahir dari pembegalan kepemimpinan HKTI Prabowo Subianto yang notabene adalah seniornya di Akmil yang saat ini Ketumnya adalah Fadli Zon. Dan kini mencoba mengusik kepemimpinan Mas Ketum AHY di Partai Demokrat yang notabene juniornya di Akmil,” tegas Kamhar.
Meski demikian, Kamhar menegaskan, jika segenap Kader Partai Demokrat solid di bawah kepemimpinan Ketum AHY.
“Kurang dari setahun PD di bawah kepemimpinan Mas Ketum AHY, telah banyak gebrakan yang dilakukan dan capaian yang diraih. Mulai dari gerakan perang semesta melawan Covid-19, Bina UMKM dan free Wifi dan sebagainya yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat,” papar Kamhar.
Hal tersebut, tegas Kamhar, termasuk, ketika berhasil menghantarkan pada Sukses Pilkada serentak 2020. Kamhar memastikan capaian ini telah terkonfirmasi dalam hasil survei di berbagai lembaga yang memotret trend positif kenaikan Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Ketum AHY.
“Segenap kader Partai Demokrat menyadari, kebutuhan objektif PD adalah adanya figur pemersatu yang memiliki nilai jual yang tinggi serta memiliki kecakapan untuk mengawal dan memimpin Partai Demokrat untuk kembali memenangkan hati, pikiran dan pilihan rakyat. Dan jawaban atas kebutuhan objektif itu adalah Mas Ketum AHY,” pungkas Kamhar.
Sebelumnya, Moeldoko akhirnya buka suara terkait tudingan yang diberikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dimana AHY menyebut salah satu pejabat Kabinet Indonesia Maju berusaha untuk mengambil alih Partai Demokrat.
Moeldoko mengatakan sebenarnya dia masih tidak ingin bersuara dan reaktif terhadap tudingan tersebut. Moeldoko memperingatkan untuk tidak sedikit-sedikit mengaitkan isu dengan Istana.
“Poin yang pertama jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi jangan dikit-dikit Istana. Dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau tidak tahu sama sekali. Tidak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini. Jadi itu urusan saya Moeldoko nih bukan selalu KSP. Ini Moeldoko nih,” katanya dalam keterangan persnya hari ini.
Dia mengatakan dirinya memang menerima siapapun tamu yang mengunjunginya. Termasuk dari pihak-pihak yang ingin mengambil alih Partai Demokrat. Dia mengaku bahwa dalam kunjungan tersebut tidak memahami konteksnya.
“Secara bergelombang mereka datang, ya kita terima. Konteksnya apa saya juga ga ngerti. Tapi dari obrolan-obrolan itu biasanya saya awali dari pertanian karena saya memang suka pertanian. Berikutnya pada curhat situasi yang dihadapi ya gw dengerin aja. Berikutnya ya ya sudah dengerin aja. Saya sih sebenarnya prihatin melihat situasi itu. Karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat,” ujarnya.
Laporan: Muhammad Hafidh