KedaiPena.Com – Biro perjalanan umroh First Travel ramai menjadi bahan perbincangan dan pemberitaan baik di media sosial, media massa, maupun masyarakat luas.
Bukan karena prestasinya yang gemilang dalam memberikan pelayanan yang baik bagi jamaah umrah. Namun sebaliknya, pelayanan yang diberikan justru menyisakan rasa kecewa dan membuat resah para calon jamaah yang akan berangkat untuk beribadah ke tanah suci.
Apa sebab? Banyak jamaah First Travel protes karena mengalami penundaan keberangkatan ibadah umroh. Padahal para calon jamaah tersebut telah membayar lunas biaya perjalanan umroh.
Kepada KedaiPena.Com, salah satu calon jamaah yang enggan disebutkan namanya mengaku tertipu dengan penyedia jasa tersebut. Menurutnya, dirinya bersama beberapa orang saudaranya dijanjikan akan berangkat umroh pada Jumat (5/5) pukul 16.00.
Untuk menghindari keterlambatan, dirinya pun berangkat lebih awal dan menginap di salah satu hotel yang letaknya tak jauh dari Bandara Soekarno-Hatta dan titik kumpul para jamaah yang sudah ditentukan oleh pengurus travel.
“Karena kita diminta kumpul hari Jumat jam delapan pagi di Swiss belHotel dekat Bandara Soekarno-Hatta dan jam empat sore kami dijanjikan berangkat, jadi kami berangkat sehari sebelumnya. Soalnya kami tinggalnya di luar kota, bukan di Jakarta atau daerah yang dekat dengan Jakarta,” katanya.
Namun apa yang terjadi, dirinya batal berangkat pada hari yang sudah dijanjikan oleh pihak First Travel. Jumlah jamaah umroh yang ditunda keberangkatannya pada hari itu bukan belasan atau puluhan, tapi ratusan. Padahal, sebelumnya para jamaah tersebut sudah mengalami penundaan keberangkatan.
Pihak First Travel beralasan, penundaan keberangkatan karena masalah visa. Para jamaah pun dijanjikan akan diberangkatkan dengan syarat menambah uang sebesar Rp 2,5 juta untuk kepentingan mencarter pesawat.
Banyak para jamaah umroh yang kemudian terpaksa membayar tambahan uang tersebut walaupun jumlahnya relatif besar. “Tapi apa yang terjadi? Setelah kami tiba, keberangkatan kami tertunda lagi. Kami sudah jauh-jauh datang dari luar kota dengan ongkos yang lumayan mahal dengan biaya sendiri, untuk tiket pesawat, hotel dan makan,” ujarnya.
Dengan adanya penundaan itu, mau tak mau dirinya bersama ratusan calon jamaah yang lain harus menunggu. Namun yang menjadi persoalan adalah, selama menunggu kepastian kapan berangkat mereka butuh biaya yang tinggi untuk penginapan, makan dan berbagai keperluan lainnya.
Dia menegaskan, jika sampai pada waktu yang dijanjikan kembali terjadi penundaan atau bahkan pembatalan, maka dirinya siap menempuh jalur hukum.
“Jamaah yang dari luar daerah bukan hanya saya, ada jamaah lain yang juga berasal dari luar Jakarta, seperti dari Kalimantan dan beberapa daerah lainnya. Banyak jadwal calon jamaah yang akhirnya berantakan karena mereka sudah izin cuti. Apa ngga repot jadinya kalau kaya gini?” katanya.
Sementara itu, pihak kepolisian mempersilakan jamaah umroh First Travel jika merasa menjadi korban tindak pidana penipuan untuk melapor. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengaku belum mengetahui apakah sudah ada laporan terkait umroh First Travel yang calon jemaahnya diduga mencapai ribuan.
Dijelaskannya, jika jamaah mau melapor bisa langsung datang ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya. Tentunya disertai berkas-berkas yang bisa menjadi bukti dugaan penipuan. Jika jumlahnya banyak, ia menyarankan dibuat perwakilan saja yang melapor, sedangkan korban lainnya berupa data-data saja.
Direktur Utama First Travel, Andika Surachman, yang berkali-kali dikonfirmasi soal hal tersebut melalui sambungan telepon pun tak merespon.
Laporan: Galuh Ruspitawati