KedaiPena.com – Menyikapi rencana pemerintah yang akan membubarkan delapan BUMN, Pengamat BUMN, Firnando H Ganinduto menyatakan pembubaran BUMN adalah solusi terakhir dan harus dipertimbangkan dengan matang.
“Opsi pembubaran sebaiknya langkah terakhir, selama masih bisa diselamatkan dengan restrukturisasi keuangan atau suntikan modal dengan menjadikan perusahaan bisa lebih sehat. Bahkan, kalau mungkin perombakan pengurus atau merger dengan induk perusahaan,” kata Firnando kepada media, Sabtu (29/6/2024).
Ia menegaskan langkah pembubaran BUMN ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk meminimalisir kerugian sosial yang besar.
“Saya sarankan untuk melakukan restrukturisasi karena kementerian BUMN harus mempertimbangkan bakal terjadinya PHK yang besar-besaran dan menimpa masyarakat,” ujarnya.
Dan selama proses restrukturisasi, harus dilakukan pemantauan ketat, bukan hanya pada BUMN yang bermasalah tapi pada beberapa BUMN.
“Perlu pendekatan yang transparan dan inklusif dalam proses restrukturisasi ini untuk memastikan bahwa semua pemangku kepentingan dilibatkan utamanya DPR untuk menghasilkan solusi terbaik,” ujarnya lagi.
Jika restrukturisasi tidak berhasil, lanjutnya, baru lah diambil opsi terakhir, yakni penutupan perusahaan.
“Tapi penutupan dilakukan dengan memastikan pesangon untuk keryawan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku,” kata Firnando.
Caleg Golkar Terpilih ini menyatakan dalam restrukturisasi perlu diterapkan teknologi baru, peningkatan efisiensi operasional, dan strategi pengelolaan sumber daya manusia yang efektif,” ungkapnya.
Dengan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut, ia menegaskan bahwa restrukturisasi merupakan solusi yang lebih baik dibandingkan pembubaran BUMN termasuk yang sedang ‘sakit’.
“Mari berfokus pada solusi terbaik bagi semua pihak, agar kita dapat menyelamatkan BUMN-BUMN tersebut dan memastikan keberlanjutannya di masa depan,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa