KedaiPena.com – Menyikapi adanya Gorila El Nino yang akan berdampak hingga Februari 2024, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan satu-satunya jalan adalah dengan menggenjot produksi padi dan jagung.
Untuk itu lah, Amran mengajukan anggaran belanja tambahan (ABT) Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp5,82 triliun. Anggaran tersebut, lanjutnya, akan dipakai untuk menggenjot produksi padi dan jagung dengan pengadaan alsintan hingga benih.
“El Nino tidak mengenal tahun anggaran dia datang begitu saja pergi begitu saja sehingga kita menyesuaikan bukan iklim menyesuaikan kita. Kalau kita persiapkan sekarang mitra kita ingin kepastian apakah ini dibayar kalau tender. Mau dibayar 2023 mau dibayar 2024 gak soal yang penting kami diizinkan tandatangan kontrak Rp5,8 triliun,” kata Amran, Senin (13/11/2023).
Ia menyebutkan produksi beras pada tahun ini turun. Angkanya sama dengan konsumsi yaitu 30 juta ton. Ini yang membuat pemerintah akhirnya mengeluarkan izin impor 3,5 juta ton dimana 2 juta ton sudah dirilis awal 2023 dan 1,5 juta ton lagi adalah tambahannya.
Sementara itu data Kementan di tahun-tahun sebelumnya, produksi beras Indonesia surplus meskipun turun terus dari tahun ke tahun. Misalnya 2018 surplus 4 juta ton, 2019 3 juta ton, 2020 2 juta ton, 2021 1 juta ton, dan 2022 1 juta ton.
“Namun sekarang yang menjadi persoalan adalah ketika impor sudah dipilih untuk menambah cadangan beras tidak semudah yang dibayangkan. Banyak negara yang memilih menutup keran ekspor beras mereka. Di satu sisi ada pembatasan ekspor negara lain. Bisa dibayangkan apa yang terjadi kalau kita butuh beras mau impor tapi tidak ada,” ucapnya.
Maka solusi menurut Amran satu-satunya yang harus dilakukan adalah tetap menggenjot produksi beras dalam negeri.
“Solusi terbaik sekarang kita gandengan tangan tingkatkan produksi, gak ada jalan lain. Negara lain ada 22 negara sudah membatasi. Termasuk India kita bisa impor tetapi sampai hari ini belum ada kepastian,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa