KedaiPena.Com – Buku biografi memiliki peran penting dalam historiografi modern Indonesia. Selain sebagai sumbangan bagi khazanah ketokohan agar figur yang ditulis lebih dapat dikenal oleh publik, sebuah biografi juga dapat menginspirasi apabila di dalamnya sarat dengan pesan moral yang menuntun pembaca menemukan nilai-nilai yang positif di dalam kehidupan.
Pesan moral dan kisah-kisah inspiratif itulah yang dituangkan di dalam buku biografi tokoh nasional Dr Rizal Ramli, yang akan segera diterbitkan dalam waktu dekat ini.
Buku yang ditulis oleh wartawan senior Arief Gunawan ini merupakan rangkaian diorama kisah hidup Rizal Ramli sebagai seorang anak yatim piatu sejak usia 8 tahun, yang berbekal kemandirian, ketekunan, dan keuletan serta anugerah dari Ilahi berupa kecerdasan, mampu mengatasi berbagai kesulitan hidup.
Karakter seperti ini mengantarkannya pada integritas diri dengan kemampuan berpikir out of the box, sehingga menjadikannya sosok problem solver. Baik sejak mahasiswa hingga memegang berbagai jabatan penting di Republik ini.
Rizal Ramli memiliki kembar-jiwa. Seorang pendidik sekaligus orang pergerakan. Yang jejak langkahnya ia pijakkan untuk mengubah Indonesia ke arah yang lebih baik.
Buku ini membuka kembali layar ingatan kita akan reputasi dan prestasinya, termasuk saat ia memimpin Gerakan Anti Kebodohan, menjadi tokoh penentang otoritarianisme Soeharto ketika di ITB, belajar ilmu ekonomi secara mandiri di penjara Orde Baru, mendirikan Econit, peran pentingnya sebagai pengendali perekonomian nasional di kabinet Presiden KH Abdurrahman Wahid, patriotismenya saat jadi Menko Maritim dan Sumber Daya di kabinet Presiden Jokowi, hingga sisi-sisi humanisme dan sikap pluralis seorang Rizal Ramli.
“Buku ini bagaikan sebuah lobang, yang bisa dipakai untuk melihat wajah bangsa secara lebih utuh. Bercerita tentang realitas kebangsaan. Dari buku ini, kita juga dapat melihat penggalan peristiwa penting yang pernah dialami oleh bangsa ini,” tulis Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dalam keterangannya, Jumat (17/9/2021).
Menurut istri Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid ini, Rizal Ramli sosok penting yang berperan langsung dalam proses perjalanan bangsa ini. Peran itu terlihat dari posisi strategis yang pernah dijabat oleh Rizal Ramli di pemerintahan, yaitu sebagai Kepala Bulog, Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan, di Kabinet Persatuan Nasional di era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Selanjutnya, pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, Rizal Ramli diangkat menjadi Menko Maritim dan Sumber Daya.
“Yang menarik dari sosok Rizal Ramli adalah sikapnya yang konsisten dalam memperjuangkan nasib bangsa, baik saat di dalam maupun di luar kekuasaan, melalui sikapnya yang kritis dan tegas,” ujar Shinta Nuriyah lagi.
Saat berada di dalam kekuasaan, lanjutnya, Rizal Ramli tidak segan-segan berhadapan dengan beberapa kelompok maupun individu yang menurutnya tidak sesuai dengan kepentingan bangsa.
Rizal Ramli berani megambil resiko dicopot dari jabatan karena sikapnya yang konsisten. Demikian juga ketika berada di luar kekuasaan, Rizal Ramli memberikan kritik yang tajam jika ada hal-hal atau kebijakan yang dirasa menyimpang.
“Hal lain yang menarik dari buku ini adalah perjalanan hidup Rizal Ramli yang dapat menjadi inspirasi masyarakat, khususnya generasi muda,” kata Shinta Nuriyah.
Ia menambahkan, untuk mencapai prestasi, ada proses panjang yang berliku, melelahkan, dan bahkan sulit. Prestasi yang dicapai Rizal Ramli diperoleh dengan kerja keras dan penuh perjuangan. Dari menjadi aktivis mahasiswa, sampai menjadi pekerja saat belajar di luar negeri.
“Proses ini menjadi pelajaran bagi siapa saja, bahwa keberhasilan tidak datang dengan mudah tetapi perlu perjuangan keras,” tandas Shinta Nuriyah.
Lebih jauh ia menekankan, setiap orang memang memiliki jalan hidup masing-masing untuk mencapai keberhasilan. Cara yang ditempuh oleh satu orang belum tentu cocok untuk diterapkan pada orang lain. Jalan kesuksesan seseorang belum tentu sama dengan jalan yang ditempuh oleh orang lain.
“Namun ada satu pesan moral yang bisa diambil dari buku ini, yaitu prinsip perjuangan dalam mencapai keberhasilan. Suatu keberhasilan yang dicapai tanpa melalui perjuanan adalah kesuksesan semu.
Dari buku ini kita bisa melihat dan belajar bagaimana memegang prinsip dan idealisme di tengah pusaran arus kepentingan,” papar Shinta Nuriyah.
Menurutnya, Rizal Ramli merupakan tipologi intelektual organik, sebagaimana yang dikonsepkan oleh Antonio Gramsci. Bukan tipologi intelektual yang hanya berada dalam tumpukan buku dan belantara konsep, tetapi seorang intelektual yang terjun ke lapangan dan basah kuyup dengan berbagai persoalan hidup.
“Rizal Ramli adalah intelektual yang tidak sekedar menginspirasi, tetapi juga menggerakkan,” ujarnya.
Laporan: Muhammad Lutfi