KedaiPena.Com- Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR mengaku setuju dengan usulan agar subsidi bahan bakar minyak (BBM) dapat langsung diberikan kepada masyarakat. Hal tersebut merupakan satu solusi dari meningkatnya subsidi energi tahun 2022 sebesar Rp 500 triliun.
Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Najib Qodratullah merespons usulan Menteri Perdagangan yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan agar subsidi BBM dapat diberikan langsung kepada masyarakat.
“Hal tersebut dimaksudkan agar lebih tepat sasaran,” tegas Najib begitu ia disapa, Jumat,(26/8/2022.)
Najib mengungkapkan, jika memang seringkali subsidi terhadap komoditas justru seringkali dinikmati oleh masyarakat mampu.
“Yang bukan merupakan target sasaran penerima subsidi,” papar politikus PAN ini.
Najib menerangkan, untuk mekanisme pemberian subsidi secara langsung dapat dilakukan dengan banyak cara seperti pola bantuan langsung tunai atau BLT serta bentuk inovasi lain.
“Misalnya voucher BBM dan lain-lain yang jelas nanti sasarannya masyarakat yang berhak menerima subsidi BBM,” papar Najib.
Najib pun mendukung upaya pemerintah untuk mengkampanyekan energi yang lebih ramah lingkungan. Atas dasar itu, kata Najib, wajar jika secara bertahap penggunaan wajar Pertalite dikurangi.
Namun, Najib berharap, pemerintah tetap dapat memperhitungkan keterjangkauan dari masyarakat jika penggunaan BBM jenis Pertalite dikurangi.
“Seperti kita ketahui Pertalite bukan merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan, namun dari sisi harga lebih murah,” tandas Najib.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkfili Hasan mengusulkan agar subsidi bahan bakar minyak (BBM) langsung diberikan kepada masyarakat sebagai solusi meningkatnya subsidi energi tahun 2022 yang mencapai Rp 500 triliun.
Zulkifli mengatakan, dengan kondisi internasional yang bergolak, seperti perang Rusia-Ukraina yang tidak pernah diramalkan dan berbagai sebab lainnya, harga minyak dan LPG di pasar dunia meningkat.
Menurut dia, PAN menawarkan dua solusi, yaitu pertama, subsidi energi beralih dari berbasis komoditas menjadi subsidi langsung.
“Kedua, mempercepat transformasi energi bersih. Subsidi langsung diberikan pada warga kita yang miskin,” papar dia.
Laporan: Muhammad Lutfi