KedaiPena.Com- Baru-baru ini Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 Jusuf Kalla melontarkan pernyataan tajam kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. JK sapaanya secara blak-blakan melontarkan pernyataan tajam dengan menyebut sosok Nadiem jarang datang ke daerah bahkan kantor Kemendikbudristek.
Pakar komunikasi politik Benny Susetyo memahami maksud dari kritik JK kepada Nadiem Makarim. Menurut Benny, Pernyataan JK memicu perdebatan tentang pentingnya seseorang menteri pendidikan yang tidak hanya memahami aspek teknis administrasi.
“Tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang filosofi pendidikan yang sejalan dengan cita-cita bangsa,” kata dia, Jumat,(13/9/2024)
Benny lantas mengingatkan, soal ajaran dari Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Nasional yang mengajarkan bahwa pendidikan tidak sekadar proses transfer ilmu. Tetapi, kata dia, juga proses pembentukan karakter dan jatidiri anak bangsa.
“Dalam filosofi ini, guru bukanlah otoritas yang mendominasi, tetapi fasilitator yang membantu siswamenemukan jati dirinya,” beber Benny.
Benny mengakui, Menteri pendidikan yang tidak memahami filosofi ini akan cenderung melihat pendidikan sebagai alat produksi, yang menghasilkan lulusan dengan keterampilan teknis semata.
Padahal, tegas dia, sejatinya Menteri Pendidikan harus dapat memperhatikan aspek-aspek penting mulai dari karakter, moralitas, dan nilai-nilai kebangsaan.
“Pendidikan yang hanya berfokus pada hasil akhir, seperti pencapaian nilai akademis, tanpa memperhatikan proses pembentukan karakter, akan menghasilkan generasi yang terampil tetapi kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia,” tegas Benny.
Benny melanjutkan, dalam konteks ini kritik terhadap sistem pendidikan yang terlalu birokratis semakin relevan.
Benny menegaskan, menteri yang hanya fokus pada pengelolaan teknis tanpa visi filosofis akan kehilangan arah dalam menjalankan misi penting ke depan.
“Yaitu menciptakan manusia Indonesia yang berdikari, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun normal. Filosofi pendidikan nasional yang diperjuangkan oleh Bung Karno menegaskan bahwa pendidikan seharusnya menjadi alat pembebasan, bukan sekadar proses teknis yang melayani elite,” pungkas dia.
Laporan: Tim Kedai Pena