KedaiPena.Com- Bank Indonesia (BI) mengambil langkah tegas menyelamatkan rupiah dengan memutuskan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) menjadi 6%. BI juga menaikkan
suku bunga Deposit Facility juga menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin menilai, langkah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 % diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah menguatnya tekanan ekonomi dan keuangan global.
“Saya kira langkah ini memang diperlukan sebagai upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah mengungatnya tekanan ekonomi dan keuangan global,” kata Puteri, Jumat,(20/10/2023).
Puteri mengakui bahwa langkah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6% juga diperlukan guna meredam dampak tekanan dari dollar AS yang semakin menguat seiring dengan kebijakan The Fed.
“Yang diperkirakan akan menjaga suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama guna merespon kenaikan inflasi,” kata politikus muda partai Golkar ini.
Puteri tak menampik dampak dari tingginya tensi geopolitik saat ini juga akan memicu kenaikan harga pangan dan energi global. Puteri memandang,dampak dari tingginya tensi geopolitik juga berpotensi mengerek inflasi global.
“Untuk itu, keputusan untuk menaikkan suku bunga ini dirasa perlu untuk semakin memperkuat kebijakan stabilisasi Rupiah, sekaligus sebagai upaya mitigasi dan antisipasi atas berbagai dinamika perekonomian global,” tandas Puteri.
Sebelumnya, rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) naik menjadi 6%. Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.
“Kenaikan ini untuk memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak mengingat tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk mitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor atau imported inflation sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3 plus minus 1% pada 2023 dan 2,5 plus minus 1% pada 2024,” papar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (19/10/2023)
Keputusan ini berbeda dengan proyeksi pelaku pasar yang memperkirakan bank sentral RI tersebut masih akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%.
Laporan: Muhammad Hafidh