KedaiPena.Com – Jumat (25/11), diperingati sebagai Hari Guru. Memperingati Hari Guru bukan sekedar mengenang jasa-jasa pengabdian dan dedikasi para guru, namun juga meneladani sikap mereka yang begitu tulus dan ikhlas dalam mencetak generasi terbaik untuk bangsa dan negara.
“Teladan dan ketulusan itulah yang begitu penting untuk kita aktualisasikan saat ini. Guru mengajarkan kita tentang perbedaan yang disikapi dengan baik dan tanpa pandang bulu,” kata Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto‎ dalam keterangan kepada KedaiPena.Com, Jumat (25/11).
Guru telah mengajarkan kebaikan kepada semua orang, tanpa memilah-milah atas dasar perbedaan. Guru adalah pemberi dan pendengar yang baik. Dengan tulus menyampaikan pelajaran dan mendengarkan keluh-kesah dengan penuh kesabaran, tanpa sedikitpun memendam kekecewaan.
“Saya masih ingat dengan 2 sosok guru dan pendidik, Bapak Ruhiyat di Sekolah Dasar 73 Tebet Jakarta Selatan dan Ibu Sukati di Sekolah Menengah Atas 9 Jakarta,” sambungnya.‎
Ruhiyat sebagai pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, terkenal kalem dan penyabar. Selama dididik oleh beliau, Setnov, sapaannya, tak pernah melihat ada amarah dari raut wajahnya meski dikelilingi puluhan siswa dengan tabiat dan perilaku yang cenderung menyebalkan dan menjengkelkan.
“Kebalikannya, Ibu Sukati, selalu meluapkan amarah dan emosinya yang menghiasi keseharian siswa SMA 9 Jakarta kala itu, menurut kita siswanya, Ibu Sukati yang berkaca mata memang sangat pas dengan ciri guru Matematika yang terkenal galak,” sambungnya.‎
Setnov mengenang kedua sosok yang cenderung berlainan karakter terebut sebagai guru dan pendidik yang sesungguhnya. Keduanya tidak sekedar mengajarkan apa yang tertera di atas kertas dan tercoret di papan tulis.Â
“Mereka mewariskan keteladan, bahwa kesabaran dan amarah yang ditujukkan pada saya mengandung nilai universal bagaimana menghadapi hidup dengan sabar dan mendisiplinkan diri dengan baik,” lanjut dia.
Ruhiyat memberikan tauladan akan pentingnya kesabaran menghadapi ujian kehidupan. Apalagi sebagai publik figur yang tidak pernah sepi dari fitnah, isu, maupun gosip.
“Sementara dari Ibu Sukati, memberikan tauladan tentang mendisiplinkan diri dalam meraih impian dan tujuan hidup. Ibu Sukati berpesan, hidup yang cenderung keras membutuhkan ketegasan dan kedisiplinan agar mampu ditaklukkan, namun harus mengikuti peraturan dan aturan yang ada,” ia menambahkan.
Bangsa ini perlu mencontoh karakter guru yang senantiasa mengedepankan rasionalitas dalam bertindak. Bangsa ini perlu mencontoh guru yang senantiasa mendahulukan kepentingan bersama tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, kepentingan kelompok maupun kepentingan golongan.
Warisan tradisi kebangsaan dan keindonesiaan kita sangat sejalan dengan teladan yang telah diberikan oleh para guru dan pendidik di negeri ini. Situasi sosial dan politik kita akhir-akhir ini sangat penting diwarnai oleh karakter guru yang sesungguhnya, agar Bangsa kita menjadi Bangsa besar, Bangsa yang “move on” demi kesejahteraan Rakyat Indonesia.
“Terakhir saya menghimbau kepada kita semua untuk memperingati hari guru bukan hanya seremoni semata, tapi Menghormati guru dan meneladani apa yang telah mereka contohkan dalam kehidupan kita,” pungkas Setnov.
Laporan: Rustan Affandy