KedaiPena.Com – Setelah sukses dengan Gunung Parang, Skywalker Via Ferrata kembali menggarap pembangunan tangga Via Ferrata di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Kelam, Kalimantan Barat.
Pembangunan tangga ini sendiri ditujukan untuk menggantikan tangga besi yang sudah tidak layak digunakan sebagai jalur pendakian di Gunung Kelam. Tangga besi tersebut sudah ada sejak tahun 1990.
Pemilik Sky Walker Via Ferrata Muhammad Rubini Kertapati, mengatakan tangga besi tersebut sudah berada saat Bukit Kelam masih dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pemda).
Namun demikian tangga besi peninggalan Pemda, kata Bibin sapaannya, sudah sangat mengkhawatirkan.
“Sekarang udah diambilalih oleh BKSDA, karena lokasi tersebut masuk kedalam kawasan yang dikelolal BKSDA. Nah, kondisi tangga besi peninggalan Pemda saat ini sudah sangat tidak layak dan berbahaya untuk pendakian,” ujar Bibin kepada KedaiPena.Com, Selasa,(15/10/2019).
Selain sudah mengkhawatirkan, lanjut Bibin, tangga besi peninggalan Pemda banyak meninggalkan hal yang tidak prosedural.
“Baik dalam teknis pemasangan tangganya, sehingga pihak BKSDA akhirnya melakukan renovasi dan penataan ulang,” ungkap Bibin.
Oleh sebab itu, Bibin mengungkapkan, sistem Via Ferrata, dipilih oleh Bukit Kelam lantaran jika mengacu sistem Via Ferrata yang sudah ada dan berada di Gunung Parang, Purwakarta, Jawa Barat.
“Pembangunan Via Ferrata ini sendiri lantaran karena Bukit Kelam masuk dalam Master Plan 10 TWA di Indonesia yang akan dikembangkan oleh BKSDA untuk pemanfaatan. Bukit Kelam menjadi project yang pertama,” tegas Bibin.
Bibin mengatakan nantinya jika Via Ferrata sudah ada di Bukit Kelam maka dapat memaksimalkan zona pemanfaatan sebagai tempat wisata.
“Sehingga akan terjadi interaksi yang positif antara BKSDA dengan masyarakat,” tegas Bibin.
Tidak hanya itu, Bibin menegaskan, masyarakat juga dapat terlibat lebih jauh dalam pengelolaan Bukit Kelam ini yakni akaan dilibatkan sebagai guide dan pemandu untuk tamu-tamu wisatawan yang datang.
“Selain itu juga memberikan dampak ekonomi yang bagus, karena nantinya masyarakat akan diberdayakan untuk membuat home stay di sekitaran Bukit Kelam, mengelola parkir, warung makan,” tegas Bibin.
Bibin menambahkan, pihak BKSDA sendiri saat ini sudah paralel melakukan upaya perekrutan dan pelatihan guide Via Ferrata.
“Minggu ini sudah dimulai koordinasi dengan masyarakat setempat yang berminat menjadi guide dan juga pelibatan teman-teman Mapala Universitas Kapuas Sintang,” papar Bibin.
Untuk pembangunan Via Ferrata di Bukit Kelam sendiri, tegas Bibin, ditargetkan akan selesai pada bulan November nanti.
“Karena sekalian mau launching dan grand opening oleh pihak BKSDA dan juga Pemda Sintang,” tandas Bibin.
Diketahui, Gunung Kelam, merupakan gunung yang memiliki bebatuan monolit dan batu tunggal terbesar di dunia. Bukit Kelam berada di wilayah Sintang, Kalimantan Barat.
Bukit ini kurang lebih 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Bukit ini sendiri juga membentang dari timur hingga ke barat, layaknya kubah batu raksasa.
Laporan: Muhammad Lutfi