KedaiPena.Com – Menjalin komunikasi dengan para pejabat atau kepala daerah kini memang tak perlu repot-repot lagi harus bertemu langsung, mengatur jadwal pertemuan, mengantri berjam-jam menunggu giliran atau berhadapan dengan panjangnya birokrasi.
Melalui media sosial, semua dapat dijawab secara langsung, jika ingin melayangkan kritik dan berdebat, juga boleh terjadi secara terbuka. Seperti yang terlihat dalam perdebatan antara netizen dengan Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution. Perdebatan seputar banjir dan solusi penanganannya.
Kota Medan, dalam beberapa hari terakhir memang dirudung musim penghujan. Jika hujan turun dalam sejam saja, banjir di berbagai titik di ibukota Provinsi Sumatera Utara itu tak dapat dihindari.
Oleh masyarakat, khususnya pengguna media sosial facebook pun melayangkan berbagai kritik tajam nan pedas. Terakhir, berbagai kritik itu pun dijawab dengan tajam oleh Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution melalui sebuah status yang mengundang para netizen membalas. Tercatat, ada dua status dari Akhyar yang mengundang reaksi seru dari para netizen:
Pertama:
“Sehebat apapun ocehan kalian, kita bergerak atas regulasi. Melanggar regulasi itu resikonya penjara bos,†kata Akhyar dalam status yang ia unggah Jumat (30/9).
Debat antara netizen dan Akhyar pun terjadi:
Indra Nasution: ‘Benar’
Murni Huber: “lah…. Boss kan pemimpin koq takut melanggar regulasi, ini kan untuk kebaikan dan kebenaran…. Kemerdekaan itu akan MEMERDEKAKAN BOSS’
Akhyar: ‘Karena aku hidup bukan di hutan rimba. Aku hidup di dunia yang ada aturannya,’ balas Akhyar.
Murni Huber: “Apa memang kerusakan itu dibiarkan berlarut-larut akibat regulasi…. Lakukan sesuatu boss. JANGAN TAKUT…Masyarakat siap membantu untuk MEDAN RUMAH KITA TERCINTA. Save Nasution Akhyar.. “
Netizen lain mengomentari status tersebut dengan menampilkan 8 Perintah Presiden RI Joko Widodo soal Diskresi dan Kebijakan.
Komentar pedas lainnya terus mengalir:
MicmMar: “Lah.. postingan Diskresi itu apa? Pemimpin harus berani mengambil kebijakan yg pro rakyat walaupun ada resiko. Kalau mau cari aman, tidak perlu jadi pemimpinâ€
Jefri Susetio: “Jangan anti kritik komandan, kritik bukan benci tapi mengingatkan. Harus diakui pak, bawahan anda banyak tidur daripada kerja.
Masalah banjir sudah bertahun-tahun, sebelum Bapak jadi Wakil Wali Kota. Namun belakangan, ini memang sangat parah karena curah hujan tinggi.
Jadi Drainase harus dicek, pak, dibersihkan dan diperbesar. Masok pengorekan di musim hujan gini, babak belur masyarakatnya.
Kalau hujan turun tak bisa tidur kami, rakyat kecil ini. Dag dig dug khawatir air masuk rumah.
Bapak Tanya sama kadisnya berapa jumlah titik banjir di Medan? Masak titik banjir enggak berkurang. Terus kebanjiran.
Parah lagi di lapangan Merdeka itu, dari dulu kebanjiran terus. Padahal di pusat kota dan berjarak hanya beberapa meter dari Sungai Deli dan Balai Kota,â€
T Agus Khaidir: “Hahahah.. ngoceh ya bos. Sudah payah cakaplah kalau begini. Ckckckck,â€
Tak lama berselang, Akhyar kembali mengunggah status baru yang ber korelasi dengan status pertama.
“1. Sungai yang berfungsi sebagai sungai itu kewenangan KemenPUPERA (BWS). 2. Sungai/ anak sungai yang berfungsi sebagai drainase primer itu kewenangan Pemprov. 3. Pemkab/ Pemko hanya ngurusi drainase : sekunder, tertier dan kwarter.
Ini dia boss Regulasinya. Kita nggak bisa kerja asal syoor aja,â€
Status tersebut kembali mengundang reaksi beragam dari banyak netizen, tak sedikit menampilkan foto-foto lokasi dan titik banjir di Kota Medan:
Hari Tata Usaha: “Simpang amplas, hancoor pakâ€
Murni Huber: “Regulasi itu harus di robah boss. Coba melalukan sesuatu untuk perubahan secara cepat. Jika ada kemauan, disitu ada jalan,â€
Kritik ini kembali di jawab oleh Akhyar: Regulasi bukan kita yang buat boss. Ngurus pemerintah tidak bisa berdasarkan mau aja boss,’
Jawaban satir pun kembali diungkapkan netizen lain:
Indra Nasution: “mantap, regulasi yang benar2 baik utk kordinasi antara pemko, pemprov dan pemerintah pusat dan hanya menjadi korban kita semua masyarakat, termasuk di dalamnya pejabat terkait,â€
Roy Soehendra Sihombing: “Tanggapi langsung keluhan rakyat, lanjut bang, jangan kayak pejabat lain, takut dengan medsos, Cuma intip2 doang di medsos,â€
Netizen lain pun membalas tak kalah seru;
Antonius Ho: “Bagus sekali baru kali ini ada pemimpin yang bisa menyatakan ini. Di DKI, pak Djarot aja bisa bilang, kalau pusat tak mampu, silahkan serahkan ke kami. Tp kompatriotnya di Medan gak bisa/ tidak pintar komunikasi seperti ini. Kalau tak mampu, kenapa kemarin maju. Ini jelas yang rugi siapa? Konstituen yang pilih bapak. Selain itu masyarakat kota ini lah yang dirugikan. Kalau bahasa kerennya ini lagi ngeles,â€
 Freddy Sillay: “Kembali, rakyat yang jadi tumbal,â€
Terpantau, terdapat puluhan netizen yang memberikan komentar atas dua status Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution tersebut.
(Dom)