KedaiPena. Com – Banjir yang menimpa wilayah Jabodetabek dalam beberapa waktu terakhir ini dinilai menjadi yang terparah.
Hal tersebut turut dirasakan oleh Muhammad Usman (41) Warga Pondok Gede Permai, Jati Asih, Kota Bekasi yang tertimpa banjir.
Menurut Usman, banjir yang terjadi di wilayah Pondok Gede Permai terakhir kali menimpa wilayah tersebut pada tahun 2016. Namun kala itu, banjir tidak separah seperti sekarang.
“Hanya mobil yang kerendam dan motor. Tingginya hanya seplafon lantai 2 masih bisa, tidak seperti sekarang,” ungkap Usman kepada KedaiPena.Com, Jumat (3/1/2020).
Usman mengatakan padahal kala itu belum ada tanggul yang membatasi antara Kali Cileungsi dengan Kali Cikeas belum seperti tahun 2020.
“Jadi selama dari tahun 2016, 2017, 2018, 2019 dan 2020 ini terparah karena pada lantai 2 sudah sepinggang orang dewasa,” beber Usman.
Usman mengungkapkan untuk tahun ini sendiri, banjir yang menimpa daerah Pondok Gede Permai dimulai saat hujan deras yang turun pada tanggal 31 Desember.
“Tepatnya tanggal 31 hujan turun jadi awal air menggenang. Setelah setengah 12 malam (tanggal 31) debit air dari hulu naik sekitar 250 cm sampe 300 cm. Nah Turun lagi sampai di angka 84 cm,” papar dia.
“Dari hulu naik 380 cm. Nah jam 9 jam 10 pagi itu (tanggal 1), 580 cm dari cileungsi di pertemuan di cileungsi dan Cikeas sampe 420 cm sampai mobil ke bawa hanyut. Jadi hari pertama karena air hujan dan hari kedua karena air kiriman. Lalu tanggul yang berada di RW 09 juga jebol,” sambung dia.
Meski demikian, lanjut Usman, dirinya sudah terbiasa untuk menghadapi banjir yang terjadi setiap tahunnya di daerahnya tersebut.
“Saya sudah terbiasa tenang-tenang aja. Di rumah tidak ada apa-apa,” beber dia.
Usman pun berharap agar ke depan, Pemerintah Kota Bekasi dapat melebarkan sungai aliran Cikeas lantaran saat ini sudah terlalu dangkal.
“Jadi ini yang harus dilakukan, sungai sudah dangkal, harus dikeruk seperti semula lagi. Dan tanggul pun harus segera diperbaiki,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh