KedaiPena.Com –Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDUP Adian Napitupulu diminta dapat kembali belajar sejarah. Adian yang merupakan bagian dari reformasi di tahun 1998 diminta juga tidak mendadak buta dan tuli sejarah.
Hal itu disampaikan Wasekjen Demokrat Irwan Fecho menanggapi pernyataan Adian yang meminta kader Demokrat dapat kembali belajar matematika dan sejarah sebelum mengkritik kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
“Saya kira Bung Adian perlu belajar sejarah lagi. Jangan mendadak buta dan tuli sejarah. Jasmerah kata bung Karno. Pada era Presiden SBY, PDIP menolak kenaikan BBM bahkan hingga menangis dan mengkonsolidasi massa di jalanan, tetapi kenapa kini mereka malah mendukung?,” papar Irwan, Jumat,(9/9/2022).
Dukungan kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh PDIP, kata Irwan, tidak tepat lantaran harga minyak dunia saat ini sedang turun. Irwan menerangkan, komponen utama harga BBM ialah harga minyak dunia dan kurs yang berlaku.
“Masyarakat saat ini sedang susah, terkena dampak kondisi global. Harusnya masyarakat dibantu, bukan malah diminta ikut menanggung. Kita baru akan pulih pasca-Covid-19,” beber Irwan.
Irwan melanjutkan, Adian juga tak bisa
menyamaratakan kemampuan beli masyarakat. Irwan menyebut logika berpikir Adian soal kemampuan daya beli masyarakat salah.
“UMP itu berbeda-beda di setiap provinsi dan kabupaten/kota. Sedangkan harga BBM sama secara nasional (simetris). Cara pikirnya tidak NKRI. Bagaimana nasib masyarakat dengan UMP yang tergolong kecil? Mereka tentunya akan kesusahan dengan kebijakan kenaikan harga BBM ini,” tegas Irwan.
Irwan menegaskan, seharusnya pemerintah saat ini juga memikirkan dampak asimetrisnya dari berbedanya UMP dan kemampuan masyarakat sebelum memutuskan untuk menaikkan harga BBM.
“Jadi, perlu belajar matematika lagi,” sindir Irwan.
Irwan pun menekankan, jika keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bukan solusi untuk saat ini. Irwan menyebut pandemi COVID-19 belum selesai.
“Ibarat orang yang baru sembuh dari sakit, belum sembuh benar, sudah disuruh berlari sekencang-kencangnya. Bisa jatuh kita,” imbuh Irwan.
Irwan mengingatkan, kenaikan harga BBM di zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dilakukan hati-hati.
Bahkan, Irwan menambahkan, SBY meningkatkan kesejahteraan rakyat terlebih dahulu.
“Dengan pendapatan per kapita 13%, pertumbuhan ekonomi sampai 6%, pengangguran turun 5,7%,” jelas Irwan.
Irwan mengungkapkan, daripada menaikan harga BBM saat ini lebih baik pemerintah membangun sistem subsidi yang tepat sasaran. Terlebih lagi menurut pemerintah sendiri, permasalahan BBM saat ini adalah terkait tidak tepatnya subsidi atau salah sasaran.
“Seharusnya masalah ini yang diperbaiki dan dicari solusi, kenapa harus dinaikan BBM nya dan harus ditanggung seluruh rakyat Indonesia yang berbeda-beda kemampuan daya belinya di setiap kabupaten/kota?,” pungkasnya.
Sebelumnya, Anggota DPR Fraksi PDIP Adian Napitupulu meminta kader Partai Demokrat dapat belajar matemati dan sejarah lebih dahulu sebelum mengkritik kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Menurutnya, kader Partai Demokrat perlu belajar matematika dan sejarah agar bisa membuat perbandingan yang logis.
“Saya menyarankan agar kader Demokrat untuk bisa belajar matematika dan belajar sejarah, sehingga jika membandingkan maka perbandingan itu logis tidak anti logika dan ahistoris,” kata Adian kepada wartawan, Rabu (7/9/2022).
Laporan: Tim Kedai Pena