KedaiPena.Com – Usai menggelar Kongres ke 35 di Tarutung, Sumatera Utara penghujung Agustus lalu, Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) secara resmi berganti dalam serah terima jabatan Pengurus Pusat dari periode 2014-2016 ke periode 2016-2018 di Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel akhir pekan lalu.
Pada kesempatan itu, ketua Umum PP GMKI, Sahat MP Sinurat mengatakan, Indonesia saat ini mengalami intoleransi kebangsaan. Akibatnya, konflik antar suku dan agama belakangan kerap terjadi.
“Kita melihat masyarakat di Papua saat ini mengalami ketidakadilan dengan bentuk kekerasan serta tidak bebasnya masyarakat Papua melakukan ekspresi dalam menyuarakan hak-haknya,” kata Sahat.
Menurut Sahat, pemerintah Jokowi-JK harus bergerak cepat dalam menjalankan janjinya pada saat kampanye. Yaitu Revolusi Mental yang menjadi jargon utamanya.
“Kami berharap agar pak Joko Widodo segera melakukan revolusi mental dari hilir dahulu, baru ke hulu karena masalah mental saat  ini terjadi di aparatur negara serta aparat keamanan,” kata dia.
Sementara itu, terkait kepengurusan PP GMKI yang baru, sekretaris Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2016-2018, Alan Chistian Singkali mengatakan, serah terima PP GMKI merupakan proses pergantian kepengurusan untuk melanjutkan estafet untuk meneruskan visi dan misi GMKI.
“Kepengurusan GMKI yang akan melanjutkan estafet berjumlah 34 pengurus yang terdiri dari 19 pengurus pusat harian dan 15 pengurus pusat koordinator wilayah,” kata dia.
Menurut dia, kepengurusan GMKI akan menjalankan roda organisasi selama dua tahun kedepan dengan tema yang diangkat dari kitab Kolose 1:15-23 yaitu “Berdamailah dengan Semua Ciptaanâ€, sementara subtema yaitu “Membudayakan Hidup Damai dan Adil Dalam Membangun Relasi dengan Semua Ciptaan Sebagai Wujud Persaudaraan di Negara Pancasilaâ€.
“Kami akan melakukakan fokus kerja di tiga medan layanan dengan semangat berdamai dengan semua ciptaan,” katanya.
(Dom)