RASANYAÂ tidak ada perempuan semujur sekaligus senestapa dirinya. Kecantikannya sungguh di atas rata-rata, akhlaknya aduhai mulianya, dan tutur katanya penuh kelembutan.
Itulah sebabnya, sampai-sampai ia beberapa kali dinikahi para pria hebat ring satu kekuasaan yang sedang terus mengonsolidasikan proses pertumbuhan dan perkembangannya menjadi raksasa dunia.
Ya, embrio kekuasaan raksasa dunia di bawah kepemimpinan kaum sepeninggalnya Sang Pembebas, Rasulullah Muhammad SAW.
Sepanjang hidupnya, menurut Ibnu Qoyyim Al Jauziah, teoritikus besar psikologi cinta nan sublim itu, perempuan berdaya pesona tinggi itu dinikahi tak kurang oleh 4 orang pria secara berturut-turut. Malah riwayat lain ada yang menyebut lima. Dan Abdullah bin Abu Bakar suami pertamanya.
Betapa meratapnya Abdullah, lantaran oleh suatu sebab diminta oleh ayahnya, Abu Bakar As Shiddiq, untuk menceraikan istrinya yang dijulukinya perempuan yang “gerak-geriknya menggelorakan cinta”.
Meskipun beberapa waktu setelah kejadian itu, ayahnya pula lah yang entah mengapa akhirnya memintanya untuk rujuk dengan perempuan itu.
Lalu di perjalanan hidup berikutnya, perempuan itu pun hidup menjanda lantaran Abdullah syahid di medan perang.
Sebagai janda kembang kelas wahid, segera saja dinikahi, tak tanggung-tanggung oleh salah satu sosok besar dan berpengaruh dari kekuasaan Islam, yakni Umar bin Khattab.
Sampai-sampai digelar acara walimahan pada pernikahan itu, yang turut dihadiri oleh Ali bin Abu Thalib.
Namun perempuan itu kembali menjanda saat Umar terbunuh dalam kisruh politik saat itu.
Zubair bin Awwan lalu menikahinya, tentu dengan hari-hari penuh was-was istrinya yang cantik jelita dan sholehah itu digondol pria lainnya..
Lagi-lagi perempuan itu menjadi janda saat Zubair tewas dalam Perang Unta menghadapi pasukan Ali bin Abu Thalib.
Tewasnya Zubair membawa nasib perempuan itu kemudian justru dinikahi oleh Ali bin Abu Thalib.
Kepada Ali, ketika mereka dalam peraduan, ia berseloroh yang sepertinya mengambarkan kekhawatiran dirinya yang pernah menjanda berkali-kali.
“Aku rasa aku bisa menyebabkan dirimu terbunuh,” bisiknya.
Perempuan penuh kenestapaan sekaligus kemujuran karena dinikahi pria-pria super hebat dalam sejarah islam, dan dijuluki “istri para syuhada” itu adalah Atikah Binti Zaid.
Suatu ketika Ummu Shalamah pernah bertanya pada Rasulullah:
“Rasulullah, di antara kami ada perempuan yang menikah dua, tiga atau empat kali. Dia masuk surga dan para mantan suaminya pun masuk surga. Siapa diantara laki-laki itu yang akan jadi suaminya di surga?”
“Ummu Salamah, perempuanlah yang akan memilih,” jawab Rasullullah.
Jika demikian, akankah kita bertemu lagi dengan istri-istri kita di surga?
Sepertinya hal itu tergantung dari kehendak istri kita kelak di surga.
Dan itu pun jika kita dan istri kita bisa benar-benar lolos dari neraka dan selamat masuk ke dalam surga bersama para kekasih Allah SWT, wahai para keluarga muda.
Oleh: Nanang Djamaludin, Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara (JARANAN), penggagas Majelis Ayah-Bunda Nusantara (LisAN)