KedaiPena.Com – Sepanjang tahun 2010 hingga 2015, PT Agincourt Resources, sebagai pengelola Tambang Emas Martabe, mencatatkan berkontribusi terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar Rp1,24 triliun.
Demikian terungkap dalam Laporan Akhir Analisis Dampak Ekonomi dan Fiskal Tambang Emas Martabe yang dilakukan LPE`M-FEBUI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia) saat digelarnya Seminar Analisis Dampak Ekonomi dan Fiskal PT Agincourt Resources di hadapan perwakilan pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan masyarakat, BPKM tingkat nasional, akademisi, perwakilan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia, organisasi kemasyarakatan, dan media di Hotel Mega, Kota Padangsidimpuan, (21/2).
Dalam Survei lapangan LPEM – FEBUI yang bekerjasama dengan FEB – USU (Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Sumatera Utara) di 2015 ini, dilakukan terhadap kondisi sosial-ekonomi di 10 desa lingkar tambang, di Batang Toru tersebut disebutkan juga, untuk tingkat Provinsi Sumatera Utara, PT Agincourt Resources berkontribusi sebesar Rp4,7 triliun terhadap PDRB Provinsi di periode yang sama.
“Sebagai perusahaan tambang yang bertumbuh dan berkembang secara berkelanjutan bersama masyarakat di wilayah operasional, hasil studi ini memberikan data-data terukur yang menunjukkan Tambang Emas Martabe memberikan kontribusi substansial terhadap laju perekonomian di Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Sumatera Utara. Laporan studi Analisis Dampak Ekonomi dan Fiskal ini menegaskan pandangan bahwa produksi dan penciptaan lapangan pekerjaan yang meningkatkan pendapatan masyarakat merupakan kekuatan utama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat,†ujar Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Tim Duffy.
Tim mengatakan, PT Agincourt Resources berkontribusi terhadap pendapatan rumah tangga di Kabupaten Tapanuli Selatan yakni Rp400 miliar sepanjang tahun yang sama atau sekitar Rp66 miliar per tahun. Sekaligus, perusahaan ini juga berhasil menciptakan peluang lapangan pekerjaan untuk Kabupaten Tapanuli Selatan 13.267 orang-tahun sepanjang 2010-2015 atau sekitar 2.211 orang-tahun per tahunnya.
Sementara itu, kontribusi fiskal PT Agincourt Resources terhadap Kabupaten Tapanuli Selatan pada periode produksi 2012 – 2015 mencapai Rp61 miliar, sehingga total kontribusi PT Agincourt Resources terhadap Kabupaten Tapanuli Selatan pada 2008 – 2015 mencapai Rp65,1 miliar.
Tim juga mengungkapkan, Tambang Emas Martabe terus mengimplementasikan komitmen keberlanjutan untuk sukses mengelola beragam pencapaian, termasuk operasi yang aman dan efisien, dampak lingkungan.
“Serta memastikan bahwa keberadaan kami memberikan manfaat sosial positif jangka panjang bagi para pemangku kepentingan setempat hingga bertahun-tahun ke depan,†katanya.
Widyono Soetjipto, pimpinan studi tersebut menerangkan, data demografi menunjukkan, Desa Sumuran memiliki populasi yang terbesar, Desa Aek Pining yang memiliki jumah rumah tangga yang besar, dan Desa Telo yang memiliki jumlah populasi terbesar di usia produktif. Lebih dari separuh jumlah responden atau 56 persen warga di sekitar lingkar tambang memiliki rumah pribadi. Sementara itu, tingkat partisipasi pendidikan di level SD, SMP, dan SMA mencapai 90 persen.
“Penelitian ini antara lain bertujuan untuk mengestimasi dampak ekonomi berupa penciptaan nilai tambah bruto, pendapatan rumah tangga, dan kesempatan kerja di tingkat Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Tapanuli Selatan; menghitung potensi penerimaan negara (fiskal) baik bagi pemerintah pusat maupun daerah, dan melakukan survei sosial ekonomi terhadap sampel responden di 10 Desa di Kecamatan BatangToru tentang dampak kehadiran PT Agincourt Resources,†ujar Widyono.
Ia menjelaskan, penelitian ini menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Analisis dampak ekonomi makro dilakukan dengan menggunakan metode Input-Output (I/O), sedangkan analisis dampak fiskal dilakukan dengan menggunakan model fiskal LPEM-FEBUI. Analisis dampak mikro di tingkat desa dilakukan dengan menggunakan data primer dari survei lapangan.
Dalam studi yang melibatkan sejumlah peneliti antara lain M. Haley Yudhistira, Farma Mangunsong, Desi Setia Destriati, Denny Irawan, dan Nanda di bawah supervisi Riatu M. Qibthiyyah dan Kiki Verico sebagai Board of Director LPEM-FEBUI serta tim FEB-USU dipimpin oleh Wahyu Ario Pratomo ini juga disebutkan, selain kontribusi di bidang ekonomi dan fiskal, menginjak tahun kelima masa operasional penuh Tambang Emas Martabe berkontribusi positif terhadap peningkatan kualitas layanan kesehatan, pendidikan, pelatihan dan pengembangan kapasitas petani, kaum perempuan dan pemuda remaja serta pembangunan infrastruktur di 15 desa lingkar tambang untuk meningkatkan akses dan kualitas kehidupan masyarakat.
Sekilas Tambang Emas Martabe
Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam (“CoW”) yang ditandatangani April 1997. Â PT Agincourt Resources mengelola Tambang Emas Martabe yang memiliki sumberdaya 7,4 juta ounce emas dan 69 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak.
Pada Maret 2016, perusahaan konsorsium pertambangan yang dipimpin oleh EMR Capital, spesialis dana ekuitas pertambangan swasta asal Australia, resmi menjadi pemegang saham utama Agincourt Resources. Kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (Pemda) tidak mengalami perubahan. Lebih dari dua ribu orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, tujuh puluh persen direkrut dari masyarakat di lima belas desa di sekitar tambang dan wilayah terdekat lainnya.
Laporan: Dom