KedaiPena.Com – Tema “The Colours Of Indonesia 2016: Hotel No.12â€Â memberikan sentuhan ajaib pada atrium Senayan City yang diubah menjadi sebuah ‘hotel’ nan elegan dalam rasa Indonesia. Ini adalah kali kedua, ID12 mengadakan pameran seni instalasi interior hotel di Senayan City. Setelah sebelumnya di tahun 2014 mengusung konsep instalasi interior rumah.
Pameran yang dihadiri oleh Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Veri Y Setiadi, CEO Senayan City, dan Ary Juwono sebagai Ketua pelaksana pameran TCOI:Hotel No 12.
“Lewat pameran ini sebetulnya kami ingin menantang diri sendiri karena sebagian besar anggota ID12 fokus pada proyek hunian bukan hotel. Pameran ini juga menjadi selebrasi pertemanan kami yang sudah berlangsung selama sembilan tahun,” ujar Ary Juwono, anggota ID12 dan Chairman of the Colours of Indonesia 2016 pada media.
Di pameran kali ini, pengunjung diajak untuk mendapati suasana memasuki hotel mewah dengan perjalanan menyusuri ruang resepsionis, lobi, kafe, butik, kamar tidur, ruang relaksasi, restoran, hingga business lounge. Setiap desain interior ruang menghadirkan nuansa berbeda.
Dari masuk ke bagian lobi yang dihias jumputan, atau butik yang menyuguhkan songket, atau toko souvenir yang mengusung pola Toraja yang diaplikasikan pada lantai dan tekstur dinding.
Motif batik dan kain tradisional Indonesia lainnya mewarnai setiap desain. ID12 yang berjumlah 12 desainer interior mengambil bagian dalam pameran yang berlangsung pada 15-24 September itu. Â
Mereka di antaranya Shirley Gouw, Joke Roos, Roland Adam, Yuni Jie, Sammy Hendramianto, Vivianne Faye, Anita Boentarman, dan Ari Juwono sendiri.
Setiap desainer menangani ruang hotel yang berbeda dengan garis desain nan modern namun tetap menghadirkan elemen Indonesia. Adapun pemilihan ruangan ditentukan dengan sistem pengundian. Masing-masing menginterpretasikan gaya modern yang berbalur elemen Indonesia dengan cara yang unik dan ‘mengejutkan’.
Motif mega mendung digunakan desainer Joke Roos, yang mendesain ruang relaksasi ditempatkan di bagian dinding dan lantai. Shirley Gouw dengan desain toko bunga, Prasetio Budi dengan kamar tidur anyaman, Roland Adam dengan kafe tondano, Reza Wahyudi dengan business lounge bernuansa bugis, Yuni Jie dengan ruang resepsionis kawung.
Sementara Sammy Hendramianto dengan butik songket, Eko Priharseno dengan toko suvenir, Vivianne Faye dengan kamar mandi bermotif parang, Anita Boentarman dengan kamar tidur sokoguru, Agam Riadi dengan restoran serumpun bambu, dan Ary Juwono dengan lobby lounge jumputan.
Desain kamar mandi dipilih motif Parang di dinding kiri dan kanan oleh Vivianne Faye. Penempatan motif ini dikombinasi dengan marmer, dengan pembedaan warna yang kuat untuk laki-laki, dan warna lembut untuk perempuan.
Berbeda dengan desainer lainnya, Prasetio Budi mencoba menyuguhkan teknik anyaman untuk desain kamar tidur, dengan memanfaatkan berbagai material seperti kayu, metal dan tali. Pola simetris sarung pada lantai marmer tiga warna untuk desain business lounge ditempatkan begitu apik oleh Reza Wahyudi.
Hampir setiap desainer memberi perhatian pada detil, dari mulai lantai marmer, penempatan bunga, motif di dinding, penggunaan warna, serta nuansa yang dihadirkan. Mengelilingi area pameran TCOI: Hotel No 12 tidak akan cukup hanya satu kali.Â
(Glh/Prw)
 ‎