KedaiPena.Com – Coorporate Secretary PT Semen Indonesia, Agung Wiharto mengatakan bahwa industri semen milik BUMN saat ini belum bisa berkompetisi dengan industri semen swasta asing maupun swasta nasional. Hal itu dikarenakan belum terciptanya regulasi yang adil.
“Harus ‘fair’. Regulasi yang terkait soal itu harusnya lebih berpihak pada kepentingan nasional. Kita mampu berkompetisi dengan siapapun termasuk dengan asing,” jelas dia kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/11).
“Kita hanya minta agar aturan yang diterapkan terhadap kita, harusnya diterapkan juga pada kompetitor dari luar kita (asing). Biar ‘fair’. Saya kira itu yang harus jadi konsen kita bersama,” sambung Agung.
Padahal, lanjut Agung, industri semen milik BUMN saat ini mampu memenuhi pasokan kebutuhan proyek-proyek infrastruktur yang kini tengah digenjot pemerintah.
Sebab, ungkap Agung, kebutuhan semen untuk infrastruktur saat ini hanya sekitar 12 persen dari total konsumsi nasional tahun ini yang diperkirakan mencapai sekitar 65-68 juta ton.
“Saya rasa mayoritas ‘supply’ untuk kebutuhan infrastruktur dari BUMN. Sebagai contoh, Semen Indonesia saat ini menyuplai lebih dari 50 proyek Infrastruktur yang sedang berjalan,” sambungnya.
“Kapasitas terpasang industri semen milik BUMN sendiri saat ini masih jauh dibawah 50 persen. Dan, dari kapasitas terpasang perusahaan semen BUMN di Indonesia hanya sekitar 37 persen dari total seluruh kapasitas terpasang nasional,” beber dia.
Kemudian, Agung memaparkan kapasitas tersebut, antara lain Semen Indonesia 35 juta ton, Semen Baturaja 4,8 juta ton, Semen Kupang 0,5 juta ton. Sisanya pemain asing (global) dan swasta dalam negeri.
“Yang menjadi persoalan saat ini bukan seberapa besar komposisi kemampuan suply dari swasta (asing, nasional) maupun dari industri semen milik BUMN untuk proyek-proyek infrastruktur,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh