KedaiPena.Com – Memang saat ini pemerintah sedang kesulitan likuiditas karena penerimaan pajak rendah. Tapi sangat tega jika mengenakan pajak pertambahan nilai atau PPN kepada sembako pendidikan dan sebagainya.
Begawan ekonomi Rizal Ramli mengatakan hal ini sebagai sesuatu yang dzolim.
“So PPN, saya prihatin sekaligus kaget. Kok tega-teganya, mohon maaf ini sih sudah dzolim-lah,” kata Rizal kepada Kedai Pena di Jakarta, Sabtu (19/6/2021).
Siapapun pemerintahnya, imbuh eks Menko Perekonomian ini, dari dulu selalu jaga sembako agar murah, kalau perlu disubsidi. Begitu pun dengan dunia pendidikan, termasuk sekolah.
“Tapi kok ini tega, saking paniknya, sembako pun ingin diembat, dinaikin pajaknya dan pendidikan juga. Kayak kehilangan akal kita. Tapi di sisi lain, untuk yang besar-besar, malah diberikan pembebasan pajak, ‘tax holiday‘ 20 tahun, bebas pajak pendapatan, untuk batu bara diturunin ‘royalti‘-nya menjadi nol, untuk pembelian mobil di nol-in,” kecewa eks Tim Panel Ekonomi PBB ini.
Jadi, lanjut Rizal, hal ini benar-benar membuktikan bahwa pemerintah sangat pro dengan pihak kaya. Sementara di sisi lain menindas yang miskin, dengan kebijakan seperti ini.
“(Dengan mengenakan pajak) sudah tentu ini kan berdampak pada kenaikan harga secara berantai, harga makanan dan sembako pasti akan naik,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Lutfi