KedaiPena.com – Kehadiran sampah daratan yang memasuki badan air dan mengalir ke Teluk Jakarta dinyatakan semakin hari semakin bertambah. Sedikitnya, dilaporkan ada 30 ton sampah per bulan yang terhanyutkan ke perairan Kepulauan Seribu.
Founder Smiling Coral, Hermansyah menyatakan selama dilakukan pemantauan di wilayah Kepulauan Seribu, terlihat adanya peningkatan jumlah sampah dan frekuensi kedatangan.
“Sebenarnya Smilling Coral ini bukan berfokus pada pencemaran sampah tapi sampah ini menjadi salah satu masalah di Kepulauan Seribu yang mempengaruhi keberadaan terumbu karang di Kepulauan Seribu,” kata Hermansyah, Minggu (5/2/2023).
Ia menyatakan selama tiga tahun terakhir, terlihat adanya peningkatan volume sampah yang berasal dari Teluk Jakarta.
“Biasanya itu paling banyak di bulan Desember, atau bulan yang ujungnya ber memang mulai banyak. Dimana arus dari daratan ke Kepulauan Seribu itu besar. Tapi sekarang tiap bulan kena, dengan jumlahnya hampir tiga kali lipat dari jumlah dahulu,” paparnya.
Ia menguraikan, dahulu, volume sampah yang masuk ke perairan Kepulauan Seribu hanya di penghujung tahun.
“Saat ini, setiap bulan dan bisa tiga kali dalam satu bulan. Sedikitnya, jumlah sampahnya bisa mencapai 30 ton per bulan,” paparnya lagi.
Hermansyah menyatakan komposisi sampah yang datang bervariasi. Jika Desember, mayoritasnya adalah plastik kemasan atau bekas makanan.
“Ada bulan-bulan yang didominasi pohon atau enceng gondok,” katanya melanjutkan.
Keberadaan sampah ini, lanjutnya, menyebabkan terumbu karang sulit bertumbuh, bahkan ada beberapa titik yang tak mampu bertumbuh.
“Penyebabnya bisa karena terhalangnya sinar matahari karena tumpukan sampah, sedimentasi, pencemaran dan juga ada beberapa kemasan yang membawa air hitam dan bau, yang akhirnya tertumpah di perairan Kepulauan Seribu,” ujarnya.
Ia menyebutkan ada beberapa pulau yang ekosistem terumbu karangnya sudah terdegradasi. Seperti Pulau Bidadari, Pulau Ayer, Pulau Untung Jawa dan Pulau Onrust.
“Pertanda lainnya, bisa dilihat dari kehadiran Ubur-ubur yang semakin banyak terpantau, Ancanthaster planci juga terpantau dan beberapa jenis alga yang menjadi racun bagi beberapa makhluk laut,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa