KedaiPena.Com – Selaras Garis di tangan desainer Wignyo Rahadi menggunakan tenun Pringgasela motif Sundawa. Koleksi yang terdiri dari 6 outfit merupakan bukti konsisten seorang Wignyo sebagai desainer mengembangkan desain dan teknik kerajinan tenun yang mengangkat inspirasi dan motif kain tradisional dengan sentuhan modern agar dapat diterima oleh lintas generasi.
Seperti koleksi terbarunya yang ia pamerkan di ajang I Creative Week 2017 belum lama ini, diselenggarakan di Lippo Mall Kemang, Jakarta. Selaras Garis adalah tajuk yang diusung oleh Wignyo untuk 6 outfit yang dipamerkannya di ajang pagelaran busana tersebut.
“Koleksi kali ini saya membawakan tema Selaras Garis yang terinspirasi dari tenun yang saya gunakan motif sundawa dari Desa Pringgasela di Lombok Timur NTB. Motif ini menarik karena para pengrajin terinspirasi dari lingkungan di sana yang banyak sungai, pengrajin di sana terinpirasi dari sungai-sungai dan lingkungan tersebut,” jelas Wignyo pada KedaiPena.Com
Tenun Pringgasela juga menjadi daya tarik karena dibuat dengan menggunakan alat tenun tradisional gedogan serta pewarnaan alam dari tumbuhan seperti akar, batang kayu, dan daun. Hasilnya, Wignyo berhasil menyulap kain tenun tersebut dengan sentuhan yang modern menjadi busana siap pakai seperti dress, atasan one off shoulder, hingga atasan model peplum.
Presentasi hasil karyanya ini dijadikan Wignyo sebagai langkah awal untuk mengembangkan kerajinan kain tenun Pringgasela ini tanpa meninggalkan motif tradisi yang menjadi identitasnya.
“Pengembangan tenun Pringgasela ditujukan untuk melestarikan kearifan lokal dengan mengikuti dinamika kehidupan masyarakat yang semakin modern. Tenun hasil pengembangan diarahkan agar lebih nyaman dipakai dan dapat diolah menjadi ragam produk fashion sehingga tidak hanya dibuat dan dipasarkan dalam bentuk kain sarung seperti yang dilakukan selama ini, ” ungkap Wignyo Rahadi.
Laporan : Ruspita