KedaiPena.com – Managing Director PEPS Anthony Budiawan menyatakan rasa kehilangannya atas kepergian Ekonom Senior Faisal Basri. Di pandangannya, Faisal Basri adalah seorang ekonom handal, jujur, berani membela kepentingan rakyat banyak.
“Indonesia kehilangan Faisal Basri. Faisal Basri dikenal sangat kritis terhadap kebijakan pemerintah yang korup, berani membuka kasus korupsi yang dilakukan para penguasa dan pengusaha oligarki,” kata Anthony, Kamis (5/9/2024).
Ia juga menyampaikan bahwa sosok Faisal Basri dikenal sebagai ekonom yang sangat sederhana, tidak tergiur dengan jabatan.
“Kalau saja beliau mau, dengan jaringannya yang sangat luas, tidak sulit bagi Faisal Basri untuk mendapatkan jabatan. Tetapi, beliau memilih berada di samping rakyat, membela kepentingan rakyat, dengan menyuarakan kritik keras terhadap kebijakan pemerintah yang tidak adil kepada rakyat,” ujarnya.
“Selamat jalan, Bung Faisal Basri. Beristirahatlah dengan tenang dan damai. Spirit perjuangan Anda tidak akan pernah padam,” imbuhnya.
Dalam pantauan berita, Faisal Basri terkahir memberikan pernyataan pada tanggal 24 Agustus 2024. Saat itu, Faisal pun mempertanyakan upaya Presiden Jokowi untuk membawa Indonesia tumbuh 8 persen yang tidak berbuah hasil. Padahal, cita-cita ini sudah dimotori dengan utang dan pembangunan jor-joran tetapi hasilnya tetap 5 persen.
“Jadi betul ada yang salah. Utang ini kemana dan utang Jokowi ini digadang-gadang kalau tidak ada utang tidak ada pembangunan infrastruktur,” kata Faisal.
Tidak benar, bantah Faisal, karena belanja terbesar selama 10 tahun terakhir di dalam APBN adalah belanja ‘membayar bunga utang’. Bahkan, tahun depan, pembayarannya akan mencetak rekor, sekitar Rp 500 triliun, mengalahkan pos pengeluaran lainnya, belanja pegawai dan belanja modal.
“Jadi tidak benar utang untuk infrastruktur, terbukti dari primary balance itu primary balance pendapatan negara dikurangi belanja dikurangi bayar bunga…kalau di era Jokowi primary balance hanya sekali positif di 2023, selebihnya minus, tekor, artinya buat bayar bunga pun pemerintah harus berutang,” tegasnya.
Hal ini lah yang dirinya wanti-wanti kepada presiden baru kelak. Jika presiden baru kembali jor-joran membangun sana-sini, maka Indonesia bisa tertekan utang.
“Kalau Pak Prabowo bilang saya akan melanjutkan program Jokowi, insyaallah 2029 kita akan krisis,” tegasnya.
Laporan: Ranny Supusepa