KedaiPena.com – Presiden Prabowo Subianto memutuskan pada Kabinet Merah Putih, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dipecah menjadi dua. Yaitu Kementerian Kehutanan dengan yang akan dipimpin oleh Raja Juli Antoni dan Kementerian Lingkungan/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup yang dipimpin oleh Hanif Faisol Nurofiq.
Pengumuman ini, disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto dengan didampingi oleh Wapres Gibran Rakabuming Raka dan Sufmi Dasco usai jamuan makan malam di Istana Negara, Minggu (20/10/2024).
Raja Juli Antoni yang berasal dari Riau ini merupakan politisi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ia diketahui pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau.
Sebelum ditunjuk sebagai Menteri Kehutanan, Raja Juli menduduki jabatan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang.
Sementara, Hanif Faisol Nurofiq merupakan birokrat yang menggagas inisiatif Revolusi Hijau. Ia pun pernah menerima penghargaan kenaikan pangkat luar biasa di tahun 2019, atas dedikasinya dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Sebelum ditunjuk sebagai Mentei Lingkungan, Hanif menjabat sebagai Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, KLHK.
Sebelumnya, Siti Nurbaya yang telah mendedikasikan 10 tahun sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan berpesan agar pemerintahan ke depan melanjutkan tugas menjaga lingkungan hidup.
“Lingkungan hidup dan kehutanan adalah tanggung jawab kita bersama. Saya berharap langkah-langkah yang sudah kita mulai ini akan diteruskan dan dikembangkan untuk kebaikan masa depan kita semua,” kata Siti.
Tercatat, sejak dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 2014, Siti telah menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam menanggulangi berbagai tantangan lingkungan, dari kebakaran hutan hingga perubahan iklim, serta mendorong program-program pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan.
Kebijakan revolusionernya dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) membawa perubahan nyata, salah satunya melalui penerapan early warning system dan peningkatan pengawasan di lapangan. Hal ini bisa dilihat dari penurunan angka kebakaran hutan.
Di bawah kepemimpinannya, Indonesia juga berhasil mencatat penurunan laju deforestasi hingga level terendah sepanjang sejarah. Ia pun mendorong program rehabilitasi lahan kritis yang ambisius melalui Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS), yang berhasil menghijaukan jutaan hektar lahan di seluruh Indonesia.
Pada masa kepemimpinannya, Indonesia menjadi salah satu negara terdepan dalam menyuarakan pentingnya mitigasi perubahan iklim. Melalui program Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030, Siti Nurbaya menargetkan sektor kehutanan Indonesia menjadi carbon neutral pada tahun 2030, sebuah langkah konkret yang diapresiasi dunia.
KLHK di bawah Siti Nurbaya juga berhasil memperkuat upaya konservasi melalui peningkatan kawasan konservasi dan keberhasilan dalam menjaga keanekaragaman hayati. Pada masa jabatannya, populasi beberapa spesies yang terancam punah, seperti harimau sumatera dan gajah, menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Salah satu pencapaian besar lainnya adalah reformasi dalam tata kelola hutan. Program Perhutanan Sosial yang diluncurkan Siti berhasil memberi akses kepada jutaan masyarakat lokal dan adat untuk mengelola hutan secara legal dan berkelanjutan. Langkah ini tidak hanya melestarikan hutan. Tetapi juga mengangkat taraf hidup masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam.
Atas dedikasinya, Siti telah menerima berbagai penghargaan, baik dari dalam maupun luar negeri. Kepemimpinannya yang konsisten, tegas, dan visioner dalam menangani isu lingkungan dan kehutanan telah membuatnya dikenal luas sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam kebijakan lingkungan global.
Dengan segala pencapaiannya, Siti telah mencatatkan sejarah penting dalam pembangunan lingkungan hidup yang berkelanjutan di Indonesia. Siti menjadi simbol keberhasilan seorang pemimpin yang berdedikasi dalam mengelola lingkungan untuk masa depan yang lebih hijau dan lebih baik.
Laporan: Ranny Supusepa