KedaiPena.com – Dalam rangka menyambut 60 Tahun IPB University, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University (DPP HAE IPB) menggelar Studium Generale yang menghadirkan Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono, di Kampus IPB Darmaga, Bogor.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University, Naresworo Nugroho, menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu, telah digelar Kongres FOReTIKA (Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Kehutanan) di Medan, Sumatera Utara.
Pada kesempatan tersebut, FOReTIKA dan Kementerian LHK sepakat akan ada mata kuliah khusus bertajuk Forestry Update yang setara dengan 2 SKS.
“Mata kuliah khusus ini akan diberikan kepada seluruh mahasiswa kehutanan di seluruh Indonesia, dengan 14 kali pertemuan,” kata Naresworo, ditulis Rabu (28/6/2023).
Pada Studium Generale yang dihadiri ratusan mahasiswa Fahutan IPB University tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bambang Hendroyono, menyampaikan paparan berjudul Transglobal Leadership dan Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Pola kepemimpinan transglobal lahir sebagai akibat kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh seorang pemimpin di era global, yang dibangun dan dibentuk berdasarkan beberapa elemen, yaitu kecerdasan kognitif, kecerdasan moral, kecerdasan emosional, kecerdasan budaya, kecerdasan bisnis, dan global intelejensia,” papar Bambang.
Menurut Bambang, keenam kecerdasan
kepemimpinan transglobal ini dapat didayagunakan dalam penerapan peraturan perundang-undangan cipta kerja berbasis pengelolaan lanskap terpadu
(Integrated Landscape Management) untuk mewujudkan pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup.
Dodik Ridho Nurrochmat selaku Dekan Sekolah Pascasarjana IPB University, menambahkan tentang bagaimana meningkatkan daya saing lahan hutan melalui multiusaha kehutanan.
“Mengelola sumber daya alam harus memenuhi prinsip keadilan, prinsip kemakmuran, dan prinsip keberlanjutan sesuai dengan amanat dalam UUD 1945 yaitu bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat,” ungkap Dodik yang juga Guru Besar Kebijakan dan Ekonomi Kehutanan IPB University.
Acara yang dimoderasi oleh Haruni Krisnawati, Peneliti pada Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN ini berlangsung interaktif. Para mahasiswa Fahutan IPB University terlihat antusias dengan paparan para narasumber.
“Pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan berkelanjutan berbasis landscape-seascape membutuhkan aktualisasi transglobal leadership,” pungkas Bambang.
Laporan: Tim Kedai Pena