KedaiPena.com – Walaupun Indonesia saat ini sedang berupaya mengurangi emisi karbon dari sektor energi, tapi dinyatakan pemerintah tak perlu terburu-buru untuk menerapkan program pensiun dini PLTU. Karena sumber batu bara ada di dalam negeri, dan Indonesia bisa menggunakan teknologi dan skema baru untuk mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap dan menekan emisi.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengungkapkan produksi batu bara RI saat ini berkisar di level 700 juta ton per tahun.
“Dari jumlah itu sekitar 25 persen digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Dan saat ini 60 persen dari penjualan batu bara untuk dalam negeri, dimanfaatkan untuk pembangkit listrik,” kata Djoko dalam salah satu acara, Selasa (31/10/2023).
Atas alasan tersebut, ia menilai Indonesia punya kunci agar bisa tetap memanfaatkan batu bara untuk PLTU, namun dengan emisi yang lebih rendah. Misalnya, dengan penggunaan biomassa melalui teknologi co-firing, yang dapat mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap.
“Nah bagaimana cara menguranginya secara bertahap kita kombinasi dengan biomass, biomassa, jadi dikenal dengan teknologi co-firing. Tanpa kita harus merubah struktur pembangkit listrik batu bara itu bisa sampai dengan 20 persen biomassa,” urainya.
Djoko pun mengatakan, pemerintah menargetkan penggunaan campuran biomassa di 52 unit PLTU dalam beberapa tahun mendatang dapat terealisasi. Berdasarkan catatannya, hingga saat ini PLN sudah menerapkan penggunaan biomassa melalui teknologi co-firing pada 31 PLTU di berbagai wilayah.
“Kita sudah 31 pembangkit dari target 52 pembangkit menggunakan biomassa. Selain itu juga menggunakan hidrogen dan amonia. Kita sedang uji coba co-firing batu bara hidrogen dan amonia,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa