KedaiPena.Com – Evaluasi dan rekomendasi yang pernah disampaikan oleh eks Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli kerap terbukti seiring perjalanan waktu.
“Meski kala itu Rizal Ramli distigma sebagai biang gaduh, tapi fakta memberikan bukti bahwa kritik yang disampaikan oleh Rizal Ramli adalah bagian dari tanggung jawabnya untuk realistis dalam program dan kebijakan,” kata peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP) Agus Priyanto kepada KedaiPena.Com, ditulis Sabtu (12/11).
Omongan Rizal Ramli menjadi benar tatkala Menteri ESDM Ignasius Jonan mengungkapkan, keinginan Presiden Jokowi untuk mewujudkan proyek kelistrikan 35.000 megawatt (MW) pada 2019 sulit terealisasi. Proyek prestisius tersebut dipastikan tidak akan selesai sesuai target sebelumnya pada 2019.
Menurut Jonan, proyek yang menjadi cita-cita Presiden Jokowi tersebut sangat sulit untuk direalisasikan dengan segera. Tak heran, selama ini banyak orang yang juga menyangsikan proyek 35 ribu MW dapat terwujud sesuai jadwal.
Mantan Menteri Perhubungan ini memperkirakan, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 berada di atas 6%, maka kebutuhan listriknya hanya akan bertambah sekitar 17.000 MW. Jika demikian, maka pemerintah akan dapat mewujudkannya karena proyek 35.000 MW hanya akan selesai sekitar 19.000 MW pada 2019.
“‎Total kalau dibulatkan, sekarang kita punya 51.000 MW. Kira-kira kalau ditambah 19.000 MW cukup enggak kalau pertumbuhan ekonomi 6%. Menurut saya cukup. Karena pertumbuhan itu kalau direfleksikan dengan kebutuhan listrik itu dikali 1,3,” tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga mengkhawatirkan perkembangan pembangunan mega proyek listrik 35.000 MW. Pasalnya, setelah hampir dua tahun berjalan, realisasinya masih sangat kecil.
Dia mengaku menerima informasi bahwa realisasi proyek prestisius tersebut masih jauh dari rencana. Saat ini, pembangkit listrik yang mulai beroperasi (commercial operation date) baru mencapai 36% dari target akumulatif tahun ini.
“Sedangkan realisasi pembangkit COD dari program FTP (Fast Track Programme) 1 dan 2 serta reguler yang merupakan bagian dari program 7.000 MW baru mencapai 83% dari target sampai 2016 atau 53% dari target keseluruhan. Dengan demikian realisasi pembangkit listrik COD sampai 24 Oktober 2016 masih 9,4% dari target keseluruhan,” beber Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, beberapa waktu lalu.
Laporan: Rustan Affandy