KedaiPena.Com – Apa yang dimulai Rizal Ramli sekali lagi terbukti benar. Ini terkait dengan sektor pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT). Lali lagi, Rizal Ramli membuktikan diri sebagai ekonom ‘problem solver’.
Setahun menjadi Menko Maritim dan Sumber Daya, medio Agustus 2015 hingga Agustus 2016, tangan dingin Rizal membawa perubahan. Kunjungan wisatawan pada 2016 meningkat pesat lebih sekitar 40 persen lebih jika dibandingkan pada tahun 2015.
Jika pada tahun 2015 jumlah wisatawan domestik tercatat pada angka 441.000 orang, namun angka itu pun naik secara signifikan menjadi 832.000 di tahun 2016.
Hal yang sama juga pada wisatawan asing. Yang mana pada tahun 2015 berkisar 60.000 orang, naik menjadi 140.000 orang pada tahun 2016.
Saat menjadi Menko, saat membuka Tour de Flores 2016 di Taman Kota Felix Fernandez, Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (18/5) malam,‎ Rizal bermimpi agar sektor pariwisata akan menjadi ‎sektor ekonomi utama di Indonesia dalam kurun 10 tahun terakhir nanti, termasuk di NTT.
Sektor ini akan mengalahkan sektor migas dan kelapa sawit sebagai penghasil utama pendapatan dalam negeri. Pasalnya, target pendapatan sektor pariwisata dalam 5 tahun ditargetkan mencapai 20 miliar dolar AS.
Ia pun mengarahkan beberapa hal kepada kementerian teknis, Kemenpar dan instansi terkait. Di antara strategi yang dilakukan Rizal antara lain membuat lomba skala internasional, seperti Tour de Flores. Saat melakukan perlombaan model ini, ada beberapa hal yang bisa diambil sekaligus. Misalnya, tak perlu repot membuang biaya iklan dan promosi, perbaikan infrastruktur, dan tentunya menarik orang datang ke tempat tesebut.
“Jadi enggak usah aneh kalau Italia, Spanyol, dan Yunani bisnis utamanya itu pariwisata. Karena ini (pariwisata) yang paling mudah menciptakan lapangan pekerjaan dan paling mudah meningakatkan pendapatan rakyat,” ujar Menko Rizal.
Ia kemudian mencontohkan Kabupaten Banyuwangi yang berhasil mengembangkan pariwisata daerah. Banyuwangi yang duluhanya tempat singgah orang ketika hendak pergi ke Bali, kini sudah ‎menjadi tujuan wisata utama. Pendapatan daerah Banyuwangi bahkan melesat karena sektor pariwisata.
“Contoh sederhana Banyuwangi yang tadinya itu kota tempat orang mampir ke toilet kalau ke Bali, sekarang karena pariwisata pendapatan per kapita lebih tinggi dari Kota Malang. Padahal Malang itu termasuk paling makmur di Jawa Timur,” jabar Menteri Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu.
Tak lama setelah dicopot, angin segar itu pun berhembus. Angka kunjungan wisatawan ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi dan Kreatif Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu mengatakan, kunjungan wisatawan ke NTT pada tahun
Sebagian besar wisatawan itu, lanjut Marius, berkunjung ke Pulau Flores, sedangkan sisanya ke Pulau Timor, Alor, Sumba dan Rote Ndao.
“Jumlah wisatawan itu belum termasuk dua daerah di NTT yang belum masukkan datanya secara lengkap ke kami (Dinas Pariwisata Ekonomi dan Kreatif NTT), sehingga setelah kita hitung semua maka jumlah kunjungan wisatawan ke NTT berjumlah satu juta orang,†kata Marius, Minggu (12/2).
Menurut Marius, arus kunjungan wisatawan khususnya asing akan bertambah banyak jika ada penerbangan langsung dari luar negeri. Kedatangan pebalap MotoGP Valentino Rossi ke Labuan Bajo, Manggarai Barat merupakan sebuah pengakuan internasional. Kedatangan Rossi tentu setelah mendengar dan mengetahui keindahan Pulau Flores.
“Tokoh besar seperti Valentino Rossi berada sampai seminggu di Labuan Bajo ini tentu sesuatu yang luar biasa, karena hanya untuk menikmati pariwisata kita. Dia (Valentino Rossi) tentu punya jutaan followers di akun twitter-nya dan saat dia akan posting keindahan alam di Manggarai Barat. Hal itu tentu akan berdampak besar pada arus kunjungan ke wilayah itu pada waktu mendatang,†ujarnya.
Selain itu, lanjut Marius, salah satu faktor meningkatnya kunjungan wisatawan ke NTT karena adanya sejumlah event internasional seperti Tour de Flores pada 2016.
Oleh karena itu, Marius mengharapkan kepada pemerintah kabupaten se-daratan Flores dan Lembata, agar mempersiapkan diri dengan baik dalam rangka menyambut kegiatan Tour de Flores yang akan digelar pada Mei 2017.
“Destinasi saja tidak cukup, karena harus juga ada kegiatan seni budaya yang menarik minat orang untuk datang. Salah satunya yakni seperti yang dilakukan oleh Kabupaten Manggarai Barat yang menggelar Festival Komodo dan berlangsung selama satu bulan penuh mulai dari 4 Februari hingga 4 Maret 2017,†kata Marius.
Laporan: Muhammad Hafidh