KedaiPena.Com – Sekertaris Komisi D DPRD DKI Jakarta Syarif mengatakan revitalisasi Monumen Nasional atau Monas yang dilakukan oleh pemprov memiliki dampak positif bagi ibu kota.
Hal tersebut disampaikan oleh Syarif saat menanggapi polemik revitalisasi monas. Terbaru Komisi D DPRD DKI Jakarta meminta agar pemprov dapat menghentikan revitalisasi sembari menunggu izin Menteri Sekretaris Negara.
“Begini, Monas itu dirikan sebelum tahun 1961 selesai dari tahun 1971 dan diresmikan tahun 1975. Semenjak tahun 1975 sampai sekarang belum ada perbaikan yang signifikan renovasi secara besar karena masih tambal sulam saja,” ujar Syarif kepada KedaiPena.Com, Kamis, (23/1/2020).
Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta ini menambahkan bahwa revitalisasi monas juga tepat lantaran agar tidak menjadi benda purbakala.
“Sekarang Monas sudah tidak tertata rapi,” tutur Syarif.
Syarif menceritakan revitalisasi monas dilakukan dengan mekanisme yang tepat dan sesuai. Revitalisasi monas sendiri sudah disayembarakan sejak tahun 2018.
“Pemenangnya bulan Juli tahun 2018 berdasarkan masterplan revitalisasi monas akan dikendalikan lebih maksimum dan akan di integrasikan dengan modal transportasi seperti MRT nantinya,” tegas Syarif.
Syarif memahami jika memang banyak pihak yang menentang dan mengkritik program revitalisasi monas. Menurut Syarif hal tersebut sah dilakukan jika obyektif.
“Sekarang paling cuma masalah penebangan pohon. Ya kalau dia kritis tapi obyektif kita hormati. Kita hargai, kalau cuma kritik tidak jelas, buat apa ditanggapi,” ungkap Syarif.
Laporan: Muhammad Lutfi