KedaiPena.Com – Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai, bahwa eks Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tidak melontarkan kritik atau pernyataan yang sentimental.
Hal tersebut disampaikan oleh Ujang sapaanya saat menanggapi polemik antara mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli dengan JK yang kembali mencuat ke publik.
JK sendiri dalam sebuah dialog dengan wartawan senior Karni Ilyas dalam program “Karni Ilyas Club”, Jumat (6/11/2020) menyebutkan pada tahun 2004, di saat Presiden terpilih SBY sedang menyusun kabinet, nama Rizal Ramli tidak termasuk yang diperhitungkan.
JK mengatakan Rizal Ramli tidak pernah diajak SBY dalam pertemuan di Cikeas. Pernyataan JK ini sendiri buru- buru dibantah oleh RR begitu Rizal Ramli disapa.
Menurut RR dia dipanggil SBY ke Cikeas seminggu sebelum pelantikan Kabinet. Pernyataan RR sendiri berdasar, lantaran masih dapat ditemukan jejak digital mengenai kehadiran RR di kediaman SBY di Cikeas pada masa itu.
Program berita Liputan6 milik SCTV misalnya, menulis sebuah laporan yang bejudul “Rizal Ramli Ada di Cikeas” dinihari 19 Oktober 2004.
“Perbedaan pendapat itu hal yang wajar. Dan saling mengkritik juga merupakan hal yang menyehatkan. Yang penting mereka berdua (JK dan RR) bisa saling menghargai,” kata Ujang, Senin, (9/11/2020).
Ujang melanjutkan, esensi berdemokrasi itu, agar kita terbiasa dan membiasakan diri dengan kritik dan perbedaan pendapat.
“Harusnya kritiknya yang mendasar dan mencerdaskan. Bukan kritik berdasar asumsi dan bukan juga kritik yang sentimentil,” tandas Ujang.
Laporan: Muhammad Lutfi