KedaiPena.Com – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Periode 2014-2019 menilai pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan soal kekacauan di Pertamina telah mendiskreditkan dan memojokkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Pernyataan pak Luhut ini sama saja mendiskreditkan dan memojokkan Pak Jokowi, seolah-olah lima tahun lalu, periode yang lalu, Pak Jokowi tidak bisa ngapa-ngapain, (seolah-olah) Pak Jokowi tidak bisa men-‘drive‘ anak buahnya untuk membenahi Pertamina,” ungkap Inas di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Kamis, (19/12/2019).
Inas melanjutkan pernyataan yang dilontarkan oleh Luhut juga sangat tidak pantas lantaran telah menunjukan buruknya kinerja di pemerintahan Jokowi selama ini.
“Lima tahun, kalau dia menganggap Pak Jokowi tidak bisa membenahi Pertamina, untuk apa Pak Luhut jadi anak buahnya Pak Jokowi sekarang. Dan ngapain juga Pak Luhut selama lima tahun lalu, kan tidak jelas kalau mengatakan kekacauan di Pertamina. Harusnya lima tahun sudah cukup waktu membenahi Pertamina,” tegas Politikus Hanura ini.
Inas mengatakan bahwa apa yang disampaikannya hanya untuk membela Presiden Jokowi. Inas pun menyarankan agar Luhut dapat memahami arti kata kekacauan.
“Ini saya dalam rangka membela Pak Jokowi. Kalau kita kembali arti kata kekacauan, saya kira Pak luhut perlu paham tentang bahasa Indonesja yang benar. Kacau itu artinya bisa tidak karuan, tidak aman dan juga tidak tenteram,” ungkap Inas.
Padahal, lanjut Inas, Pertamina sendiri di periode pertama Presiden Jokowi sediahnya sudah dibenahi. Meskipun dalam perjalanan memang belum sempurna.
“Sudah dibenahi Tapi memang belun sempurna. Sudah dibenahi tapi jangan harapkan sempurna tapi jangan juga dikatakan kacau,” beber Inas.
Inas pun malah menduga pernyataan kacau yang dilontarkan oleh Luhut lantaran juga adanya kepentingan bisnis eks Menkopolhukam tersebut di Pertamina.
“Nah kacamatanya, kacamata mana yang dipakai Pak Luhut sekarang. Kacamata dia ‘ngorder‘, apa kacamata dia sebagai negarawan, atau kacamata dia kacamata pedagang. Ya seperti itu kacau nih Pertamina, bisa kita duga ada yang gak lolos tuh bisnisnya di sana. Loh iya kan kacau. Ini dugaan loh,” tandas Inas.
Sebelumnya Menko Luhut mengatakan banyak hal yang harus dibenahi di Pertamina. Sehingga, ia menilai bahwa penetapan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina mampu menyelesaikan masalah di perusahaan pelat merah tersebut.
Laporan: Muhammad Lutfi