KedaiPena.Com- Kubu Prabowo-Gibran mengklaim bahwa kemenangan pihaknya dalam satu putaran di Pilpres 2024 nanti akan membantu negara menghemat anggaran Rp 17 triliun. Klaim ini sendiri menuai pro dan kontra dari sejumlah kalangan.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Silvanus Alvin memandang, kubu Prabowo-Gibran khawatir dengan menyebut anggaran Pilpres 2024 akan hemat bila berlangsung selama satu putaran.
“Narasi yang dikampanyekan TKN Prabowo-Gibran bisa jadi karena ada kekhawatiran manakala 2 putaran bisa saja suara di antara paslon 1 dan 3 yang tidak masuk, akan beralih ke salah satu,” kata Alvin, Sabtu,(30/12/2023).
Alvin mengungkapkan, skenario ini mirip seperti Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017. Saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah unggul dari kontestan lainnya yakni Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di putaran pertama.
“Tapi Anies yang masuk putaran 2 bisa dibilang dapat limpahan suara dari kubu AHY,” ujar Alvin.
Alvin mengakui, kubu Prabowo-Gibran melihat ada potensi untuk mengejar Pilpres 2024 berlangsung satu putaran. Apalagi soal masyarakat menggunakan hak suara ini, pilihan itu tidaklah final.
“Bisa saja karena dinamika politik tertentu berubah pilihan. Umumnya berlaku pada swing voters,” jelas Alvin.
Alvin tak menampik, bahwa penghematan anggaran jika Pilpres 2024 berlangsung satu putaran memang demikian faktaya. Namun, tegas Alvin, anggaran untuk putaran kedua Pilpres 2024 memang sudah dianggarkan demi menunjang proses demokrasi.
“Kalau untuk penghematan memang demikian faktanya. Tapi persoalannya tidak berhenti di situ. Manakala dua putaran adalah pengeluaran yang sudah dianggarkan dan memang demi menunjang proses demokrasi,” tandas Alvin.
Sebelumnya, kemenangan pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam satu putaran Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 dianggap akan membantu negara menghemat anggaran Rp 17 triliun.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Akbar Himawan Buchari dalam keterangannya, Jumat (29/12/2023).
“Kalau misalnya satu putaran bisa menghemat Rp 17 triliun anggaran negara,” kata Akbar.
Dia menilai penghematan itu bisa terjadi karena situasi perdagangan bisa kembali berjalan normal ketika pemilihan presiden (pilpres) hanya satu putaran.
Laporan: Sabilillah