KedaiPena.Com – Direktur Presidential Studies DECODE UGM Nyarwi Ahmad menilai bahwa pernyataan keras Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan akan menabok penyebar fitnah yang menyebut dirinya PKI merupakan sikap geram orang nomor satu di Indonesia.
“Itu merupakan kegeraman Presiden Jokowi terhadap sejumlah kalangan yang memainkan kampanye negatif, dengan menyerang aspek personal presiden, tanpa disertai dengan data- data yang benar dan akurat,” ujar Nyarwi saat berbincang dengan KedaiPena.Com, Senin (26/11/2018).
Meski demikian, Nyarwi menilai, dibalik kegeraman tersebut bekas Walikota Solo tersebut sedianya santai dalam menanggapi kabar hoax yang menerpa dirinya.
“Presiden Jokowi justru menanggapi hoax-hoax seperti itu dengan santai namun disampaikan dengan pesan yang jelas, tetapi memakai pilihan kata yang kata yang cukup kuat, yakni tabok,” papar Nyarwi.
“Itu peringatan dari Pak Jokowi agar informasi- informasi yang negatif dan tidak akurat serta merusak citra dirinya tidak disebarkan secara sembarangan melalui plarform- plarform media sosial,” sambung dia.
Lebih lanjut, pengamat komunikasi politik ini melihat ada keinginan presiden Jokowi untuk mengubah citra yang tadinya terkenal dengan sikap legowo lalu berubah menjadi tegas.
“Tidak ada satu politisi, inkumben, apalagi sosok presiden yang menjadi calon presiden citra nya rusak karena berita- berita bohong yang tidak masuk akal,” tegas Nyarwi.
Hal yang menarik selanjutnya, kata Nyarwi, presiden Jokowi sebenarnya pesan tersebut disampaikan ke orang-orang atau pemilih yang selama ini masih percaya dengan isu PKI.
“Jokowi bahkan menyebut jumlahnya sekitar 9 juta. Tampaknya Jokowi ingin meyakinkan pemilih terserbut agar tidak mempercayai isu- isu yang mengaitkan Jokowi dengan PKI. Angka itu untuk penentu kemenangan dalam pilpres cukup besar,” pungkas Nyarwi.
Laporan: Muhammad Hafidh