KedaiPena.Com- Pernyataan Menteri Investasi/BKPM, Bahlil Lahadia yang menyebut kekuasaan partainya akan segera berakhir membuat geram kader PDI Perjuangan atau PDIP.
Politikus PDIP, Darmadi Durianto menilai, pernyataan tersebut tidak selayaknya atau tidak pantas dilontarkan seorang Menteri Investasi yang terlalu jauh mencampuri urusan partai.
“Sejak kapan seorang menteri bicara politik partai orang lain. Jelas ini ngawur dan tidak pada tempatnya. Bahlil ketimbang banyak ngomong sebaiknya fokus saja urus target investasi yang tak kunjung tercapai hingga akhir tahun ini,” tegasnya, Jumat,(29/12/2023).
Berdasarkan catatannya, target investasi yang dipatok pemerintah sebesar Rp1.400 triliun juga tak kunjung tercapai.
“Realisasinya nihil. Target investasi yang dikehendaki presiden Jokowi tak mampu dicapai Bahlil. Bahlil ini terlalu sibuk cawe-cawe politik ketimbang tuntaskan target investasi,” tandasnya.
Selain itu, Darmadi menambahkan, progres para pelaku usaha untuk memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) angkanya masih sangat rendah.
“Ini kerjaan Bahlil untuk genjot NIB tapi dia gak lakukan itu. Berdasarkan data, dari 65 juta pelaku UMKM yang ada hanya 3 persen saja yang memiliki NIB. Itu artinya Bahlil tidak memiliki upaya serius mendorong pertumbuhan ekonomi. Ngawur dia itu gembar gembor nilai investasi Rp1400 triliun bisa tercapai, buktinya pertumbuhan ekonomi stagnan hanya di angka 5 persen. Kalau tercapai seharusnya pertumbuhan ekonomi naik donk,” sindirnya.
Tak hanya itu, kata dia lagi, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia terbilang masih tinggi, yakni sebesar 7,6 pada tahun 2022.
“Skor ini menunjukkan bahwa ada yang keliru utamanya soal biaya investasi yang terlalu tinggi. Bagaimana investasi mau masuk kalau hal-hal semacam ini tidak mampu dibereskan. Bahlil jangan banyak umbar retorika yang tak ada kaitannya dengan tupoksi dia,” tandasnya.
Darmadi mengingatkan, PDIP adalah partai yang memiliki rekam jejak sejarah yang panjang dalam perjalanan bangsa dan negara ini.
“Suka duka sudah kami alami dalam mengawal perjalanan bangsa dan negara ini. Mulai ditindas orba hingga dikhianati saat ini. Bagi kami ucapan Bahlil tak lebih sebagai upaya dia menutupi kegagalannya dalam mencapai target investasi dan mencari perhatian agar jabatannya tak dicopot presiden. Dia mengalihkan ketidakbecusannya mengurus investasi dengan menyerang partai orang lain,” sindirnya.
Laporan: Muhammad Lutfi