KedaiPena.Com- Baru-baru ini masyarakat dihebohkan dan digegerkan dengan pernyataan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid yang mengatakan tidak ada rekam jejak Anies Baswedan dalam memainkan politik identitas selama ini.
Sontak pernyataan dari Wakil Ketua MPR RI ini menimbulkan berbagai macam tafsir. Salah satunya ialah, soal berubahnya arah dukungan dan manuver partai pimpinan Muhaimin Iskandar atau biasa disapa Cak Imin tersebut.
Hal itu turut diamini oleh Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas yang menyebut bahwa pernyataan tersebut sebagai manuver loyalis Muhaimin untuk menarik perhatian Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Hanya manuver para loyalis Muhaimin untuk coba meraih perhatian Prabowo yang tidak berminat untuk menggandeng Ketumnya sebagai cawapres,” jelas Fernando, Sabtu,(26/11/2022).
Fernando memandang, sebagai loyalis Muhaimin, sangat mungkin Jazilul mencoba membangun peluang menjodohkan Ketum PKB Muhaimin Iskandar dengan Anies Baswedan.
“Apalagi PKB melihat peluang Muhaimin akan digandeng sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo pada pilpres 2024 yang akan datang,” tegas Fernando.
Selain itu, kata Fernando, PKB juga melihat bahwa tidak ada titik temu antara Nasdem, Demokrat dan PKS membangun koalisi mengusung pasangan capres pada pilpres yang akan datang.
“Namun saya melihat bahwa Muhaimin Iskandar tidak leluasa dalam menentukan partai teman koalisinya karena masih tersandera oleh kasus “kardus durian” yang menyeret namanya,” jelas Fernando.
Tak hanya itu , Fernando meyakini, manuver dari loyalis Cak Imin tidak membuat Partai NasDem selaku pengusung Anies tertarik.
“Saya juga melihat Nasdem kurang tertarik berkoalisi dengan PKB karena tidak akan memberikan pengaruh teehadap dukungan suara kepada Anies. Anggap saja pernyataan Jazilul sebagai gimik politik dari PKB untuk menaikkan nilai tawar,” pungkas Fernando.
Laporan: Tim Kedai Pena