TIDAK terasa perjalanan waktu berlalu. Hingga beberapa jam lagi, organisasi persekutuan ini akan berada di titik jedanya. Kongres ke 35 merupakan titik jeda. Merenungkan segala kebaikan dan kekurangan yang secara kolektif dialami.
9 Februari 1950, ketika itu disadari pergolakan dan mempertahankan perjuangan revolusi kemerdekaan RI juga tanggungjawab orang Indonesia pemeluk agama Kristen. Kesadaran itu merupakan bagian integrasi yang menguatkan berdirinya bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Melalui kesadarannya, mahasiswa Kristen pada masa itu telah berperan dalam mengintegrasi kelompoknya ke dalam gemeinschaft. Perasaan yang sama, dengan kelompok di luar iman kepercayaannya yakni sebagai bangsa yang menderita dan terjajah. Setiap jaman ada orangnya, sejarah mencatat, panggilan jaman pada waktu itu disahuti dengan baik oleh anak-anaknya.
Merenung untuk mendengarkan panggilan jaman. Beberapa saat, segenap civitas akan berada jauh dari lingkungan kota perguruan tinggi asalnya. Berkumpul di Tarutung. Segala pengorbanan yang diberikan menjadi tidak sia-sia demi suatu panggilan jaman.
Mendapatkan kesempatan mendengar panggilan jaman dan menyahutinya dengan sangat baik adalah buah tangan yang harus dibawa pulang kembali ke kota asal.
71 Tahun setelah Negara Kesatuan Republik Indonesia diproklamirkan, pemerintahan dibentuk untuk menyelenggarakan tugas wajib mensejahterakan rakyat. Mengelola segenap sumber daya alam yang luas untuk mengupayakan kemakmuran bagi rakyat. Setelah merdeka, rakyat bisa mengecap pendidikan, bebas dari rasa takut, berhak atas penghidupan yang layak, bebas dari berbagai penindasan.
Akan tetapi, semua itu belum utuh kita lihat dan rasakan. Pelarangan mendirikan rumah ibadah, pelarangan untuk beribadah kaum minoritas, keberadaan gelandangan dan pengemis di kolong-kolong jembatan dan perampatan jalan membuktikan kemiskinan itu menjadi nyata dan terasa. Negara sejahtera belum didapati. Upaya pencarian dan pemenuhannya adalah proses panjang yang sedang dialami pada jaman ini. Menggumulinya merupakan nyata dari rasa cinta dan rasa kesatuan batin sebagai Indonesia, yang didasari kesadaran sebagai bangsa terjajah pada masa lalu dan ingin merdeka.
Kebersamaan sebagai suatu bangsa akan menguatkan kita dan menghilangkan sekat perbedaan untuk bersama menapaki cita-cita kemerdekaan. Membangun jiwa dan raga segenap rakyat Indonesia merupakan dasar yang kuat menuju negara sejahtera.
Selamat berkongres ke 35, Tuhan memberkati. UOUS.
Oleh Ruben Panggabean, Mantan Ketua BPC GMKI Kota Medan Periode 2013-2015