KedaiPena.Com – Sebelum era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), tepatnya per Agustus 2014, 23 ribu peritel modern yang berizin dan terdaftar di Kemendag RI dan puluhan ribu lainnya yang tak berizin sudah menyebabkan lebih 3500 pasar tradisional dan tiga juta PKL kelontong gulung tikar.
Bahkan menjadi penyebab utama makin rendahnya kesejahteraan masyarakat pedesaan akibat uang di desa disedot ke Jakarta dan ke luar negeri. Ya, ritel modern memang semakin merangsek ke pedesaan.
Demikian disampaikan Ali Mahsun, M. Biomed, Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) kepada KedaiPena.Com, Selasa (23/2).
“Hal ini mengakibatkan kesenjangan antara kota dan pedesaan makin menganga, dan semakin meningkatkan arus urbanisasi,” sambung dia.
Kondisi ini diperburuk dengan kebijakan deregulasi perlonggar izin ritel modern oleh Rezim Jokowi-JK. Dampaknya nyata dan faktual. Bahwa saat ini hampir di seluruh pelosok tanah air “membludak ritel modern yang baru berdiriâ€, walau MEA baru berlangsung dua bulan.
“Jika Negara RI, dalam hal ini Rezim Jokowi-JK tetap pongah tak mau melindungi PKL dan ekonomi rakyat, ritel modern segera melumat dan menjajah ekonomi bangsa Indonesia. PKL, Pasar Tradisional dan UMKM segera gulung tikar dan Indonesia jadi jongos bangsa asing,” jelasnya.
Bahkan, Ali menambahkan, bahaya disintegrasi bangsa bukan isapan jempol belaka, melainkan segera jadi kenyataan pahit. Dan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 terancam bubar masuk ke dasar lautan.
(Prw/Foto: Istimewa)