KedaiPena.Com-Masyarakat selain mencari pengobatan alternatif diminta juga melakukan konsultasi secara medis. Permintaan itu disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo menanggapi hadirnya pengobatan alternatif seperti Ida Dayak.
“Meski alternatif bisa sembuhkan, bisa bantu warga, tidak ada jeleknya berkonsultasi dari sisi medis apa pun penyakitnya. Karena medis ilmiah, itu parameter utama kita cari pengobatan medis. Jadi ketika kita cari pengobatan alternatif tidak ada jeleknya tetap konsultasi medis jelang atau pasca-pengobatan alter. Saling support,” kata Rahmad, Jumat,(7/4/2023).
Menurut politikus PDI Perjuangan ini, pengobatan alternatif Ida Dayak tersebut adalah kearifan lokal yang perlu disyukuri. Tetapi Rahmad menegaskan, pengobatan alternatif tetap harus mengutamakan kenyamanan dan pasien.
“Kita bersyukur memiliki keanekaragaman budaya, kearifan lokal, khususnya pengobatan alternatif. Di banyak daerah ada yang memiliki kearifan lokal bisa bantu sesama, di sisi kesehatan pengobatan alternatif. Itu harus kita hormati, berterima kasih. Itu karunia Tuhan ke bangsa kita. Termasuk Ibu Ida dengan keilmuannya bisa tolong masyarakat,” ujar Rahmad.
“Tapi ada catatan. Kita hormati sebagai kearifan lokal, tapi kita tidak bisa bandingkan apple to apple dengan medis. Medis scientific, alternatif memiliki keilmuan yang dipelajari yang bersangkutan. Gunakan pengobatan alternatif selama pasien nyaman, tidak alami sakit, saya kira tidak masalah,” imbuh dia.
Rahmad juga meminta ke depannya, pengobatan Ida Dayak tak menimbulkan kerumunan yang mengkhawatirkan seperti di Depok pada Senin (3/4) lalu. Ia menyarankan agar layanan pengobatan Ida Dayak memiliki aturan kapasitas pengunjung yang lebih baik.
“Yang jadi persoalan ketika kerumunan banyak sehingga nggak mungkin [dilayani] ribuan dalam satu hari. Jadi ke depan barangkali biar tidak memunculkan kerumunan tidak diumumkan di medsos, solusinya dicoba diperbaiki. Kita hormati Ibu Ida beri bantuan, tapi barangkali tidak perlu diumumkan [berlebihan] ke khalayak,” pungkas Rahmad.
Laporan: Muhammad Rafik