KedaiPena.Com – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menilai pengakuan eks politikus Partai Gerindra yang kini bergabung di Partai Bulan Bintang (PBB), La Nyalla yang menyebut telah menyebarkan isu bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan keturunan kader PKI pada Pilpres 2014, harus ditindaklanjuti polisi.
Menurut Fahri Hamzah, ketidakmauan menghukum pengakuan pidana pada satu kubu dan penghukuman di kubu lain adalah tindakan yang mengundang kecurigaan, bahwa pengakuan ini hanyalah sandiwara untuk membebaskan diri dari masalah lain. Hukum harus sama tegak.
“Kalau saya jadi polisi, samakan saja nasib dia dengan Ratna Sarumpaet. Tersangka kan dia dan gali informasinya. Timses harusnya laporkan dia. Dan, Pak Jokowi harusnya jangan senang dibela oleh orang yang punya kepentingan dan masalah terutama dalam hukum. Sebab itu adalah metode pembusukan yang efektif,” kata Fahri di komplek Parlemen Senayan, Jakarta, ditulis Sabtu (15/12/2018).
Dirinya berharap agar spekulasi ini tidak terus berkembang, maka sebaiknya Jokowi meminta agar La Nyalla diperiksa oleh kepolisian supaya jelas masalahnya bahwa dia memang sudah melakukan tindakan pidana.
“Sebab, bisa saja tindak pidana itu (sebagaimana pengakuan La Nyalla), berkembang kepada orang-orang tertentu di dalam Tim Prabowo saat itu,” beber Fahri.
“Kita tidak ada masalah ya, justru harusnya kita bikin ‘clear’ dari sekarang, supaya tak ada fitnah kepada orang lain. Kalau misalnya dia (La Nyalla) melakukannya itu sendiri, yang akan menerima akibat dari kelakuannya itu adalah dirinya sendiri, bukan orang lain,” sambung Fahri.
Tapi kalau La Nyalla bekerjasama dengan orang lain, maka Fahri mempersilahkan itu diklarifikasi secara lebih luas. Itu yang sebenarnya supaya bisa bersikap adil.
“Kenapa? Karena ada orang yang berkata bohong (Ratna Sarumpaet) akhirnya kan berakhir di kepolisian. Jadi La Nyalla itu sudah mengaku berbohong harusnya bertanggungjawab atas omongannya itu dong,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh