KedaiPena.Com – Perwakilan masyarakat Aceh yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Aceh Mengugat (GeRAM) terdiri dari Farwiza Farhan, Abu Kari, Faisal Kamal, Najaruddin, Sarbunis, Sidik, Juarsyah didampingi kuasa Harli dan Nurul Ikhsan datang ke Kantor Staf Presiden di Bina Graha, Jakarta, Kamis lalu. Pada pertemuan ini, GeRAM menyampaikan kondisi lingkungan hidup di masing-masing kabupaten terkait Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).
“Di Aceh Tamiang, misalnya, sudah ada izin pertambangan di dalam KEL. Saat ini izin itu dalam proses permohonan pembatalan di PTUN Banda Aceh,†kata Farwiza dalam keterangan pers kepada KedaiPena.Com, ditulis Minggu (6/11).
Kawasan Ekosistem Leuser merupakan salah satu wilayah konservasi paling penting di muka bumi. Terletak di dua provinsi paling utara Sumatera (Aceh dan Sumatera Utara) dengan luas 2,6 juta hektare yang sangat kaya keanekaragaman hayati. KEL ini terbentang di 13 kabupaten. Leuser juga memiliki jumlah fauna terbanyak di kawasan Asia. Ekosistem ini merupakan rumah bagi 105 spesies mamalia, 382 spesies burung, dan setidaknya 95 spesies reptil dan amifibi.
Persoalan perusakan lingkungan Kawasan Ekosistem Leuser juga terjadi di sisi kabupaten lain, seperti Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Bener Meriah, dan Nagan Raya. “Rawa gambut tripa di Nagan telah dirusak dengan perkebunan sawit, sehingga rawa yang menampung air menjadi beralih fungsi,†papar Farwiza.
Akibatnya, kondisi lingkungan bertambah parah dengan kebakaran lahan dan kerusakan di hulu sehingga Nagan Raya yang terletak di dataran rendah dan daerah rawa menjadi sering terkena banjir. “Salah satu cara kami menjaga hutan dengan memberi nama salah satu hutan adat dengan nama Hutan Joko Wie,†kata kandidat doctor dari Radboud University Nijmegen, Belanda ini.
Farwiza Farhan merupakan salah seorang pendiri Yayasan Hutan, Alam, Lingkungan Aceh atau HAKA, yang tahun ini mendapatkan penghargaan lingkungan bergengsi Whitley Award 2016 berkat upayanya mempertahankan kawasan hutan Leuser. Video dokumenter Wiza bersama Leonardo DiCaprio menyusuri Leuser baru-baru ini ditayangkan di National Geogprahic berjudul ‘Before The Flood’.
Dalam pertemuan di Kantor Staf Presiden, Wiza dan GeRAM membawa kotak petisi yang ditandatangani 68.000 lebih orang. Mereka berpartisipasi dalam gerakan ‘Save Leuser’ melalui petisi online www.change.org/saveleuser. Petisi diterima Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Sosial, Ekologi dan Budaya Strategis Yanuar Nugroho bersama Tenaga Ahli Kedeputian II Abetnego Tarigan.
“Kami menerima aspirasi kawan-kawan dari Aceh dan akan berkomunikasi dengan kementerian serta lembaga terkait demi terjaganya ekosistem di Leuser,†kata Abetnego.
Laporan: Irwan Nopiyanto