KedaiPena.Com – Calon Wakil Wali kota Tangerang Selatan nomor urut 1, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menilai banyak program yang tidak menyasar kebutuhan dan keinginan anak muda lantaran hanya untuk mendapatkan suara dari para anak muda saat ini.
Berbeda dengan kandidat lainnya, Saraswati begitu, ia disapa menginginkan untuk membangun mall anak muda. Dimana, kata dia, mall tersebut akan mengakomodasi talenta dalam industri kreatif.
“Kalau misalkan kita lihat selalu anak muda ini dianggap mereka kita harus dapat suara nya dan segala macam, tetapi program itu sama sekali tidak ada betul-betul menyasar kepada kebutuhan mereka atau keinginan mereka, talenta mereka sedangkan anak-anak muda kita ini banyak yang di industri kreatif ya anak-anak muda pasti revalennya sudah ada disitu,” ucap Saraswati, kepada KedaiPena.Com, Minggu, (25/10/2020).
Saraswati juga mengatakan, bahwa maksud dari mall anak muda ini hampir sama dengan centra UMKM yang dimana mereka dapat memperlihatkan kreasi mereka.
“Kalau kita berbicara mall anggap saja itu central dimana mereka bisa memperlihatkan kreasi mereka, bukan hanya karya mereka tetapi juga di dukung sama anak-anak muda yang lain dan itu tidak beda dengan centra UMKM sebanarnya, tetapi kita mau mengahdirkan bentuknya dan mungkin disitu ada sket park ada basketball park supaya mereka nyaman disitu,” ungkapnya.
Selain itu, Saraswati memaparkan, mall anak muda ini dapat dijadikan tempat hangout, berkumpul dan untuk tembok yang dapat digunakan untuk memperlihatkan kreasi coretan dinding.
“Dan untuk hangout berkumpul dan dinding-dindingnya dari pada mereka coret-coret di tempat lain bisa di tunjukan di dinding-dindingnya mall itu,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Saraswati, menjelaskan bahwa mall anak muda ini akan berkonsep toko-toko seperti mall pada umumnya.
“Saya pikirannya sih mall, tetapi kan mall juga tergantung apakah harus seperti mall-mall yang di Jakarta ya mungkin tidak, tetapi kita tetap mall itu definisinya dimana toko-toko ada disitu,” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa mall ini tidak bertujuan untuk membuat hedonisme, akan tetapi bagaimana kita membicarakan perputaran ekonomi untuk anak muda.
“Tidak dong, kalau disitu kita berbicara tentang perputaran ekonomi dan itu bukan hedonisme karena maksudnya bukan berarti disitu ada club malam, yang penting bagaimana mereka secara sehat dapat berkumpul dan itu dimana mereka bisa menunjukan gotong royong membantu dan mendukung usaha temannya,” tandasnya.
Laporan: Sulistyawan